Indonesia merupakan negara merdeka yang menjadi anggota tetap Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sebagai suatu negara yang ikut serta di dalam pergaulan dengan dunia internasional, peran Indonesia dalam hubungan internasional merupakan suatu hal yang besar dan signifikan baik bagi dunia internasional maupun bagi Indonesia sendiri. Dengan ikut serta di dalam pergaulan internasional, maka Indonesia akan lebih dikenal oleh dunia internasional dan potensi Indonesia sepeti potensi wisata, potensi ekonomi, dan potensi lainnya dapat dikenali oleh dunia internasional serta bukan tidak mungkin hal tersebut akan menarik para investor untuk berinvestasi di Indonesia.
Beberapa bentuk upaya Indonesia untuk ikut serta dalam pergaulan internasional yaitu dengan bergabung dalam beberapa organisasi internasional seperti ASEAN (Association of South East Asia Nation), PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), APEC (Asia Pacific Economy Community), OKI (Organisasi Kerja sama Islam), dan organisasi-organisasi internasional lainnya. Di dalam kesempatan yang indah kali ini, penulis hendak berfokus ke dalam pembahasan dampak OKI bagi Indonesia mengenai salah satu organisasi internasional yang diikuti oleh Indonesia, yaitu OKI, beserta dengan dampak positif dan negatif OKI bagi Indonesia.
Pengertian dan Sejarah OKI
OKI merupakan salah satu organisasi internasional yang menarik. OKI adalah singkatan dari Organisasi Kerja sama Islam atau dalam bahasa Inggris biasa disebut dengan Organisation of Islamic Cooperation. Ia merupakan sebuah organisasi internasional yang bergerak dalam bidang isu-isu keagamaan, terutama agama Islam. Latar belakang dari berdirinya organisasi ini adalah terjadinya pembakaran masjid Al Aqsa Palestina pada tanggal 21 Agustus 1969 oleh para pengikut fanatik Yahudi dan Kristen di kota Yerusalem, Palestina. Masjid Al Aqsa merupakan tempat suci bagi umat Islam sehingga adanya pembakaran tempat suci tersebut menyebabkan kemarahan umat Islam di seluruh dunia.
Kemarahan inilah yang menjadi dasar bagi berkumpulnya para pemimpin negara dengan mayoritas pemeluk agama islam di dunia. Pertemuan ini terjadi pada tanggal 25 September 1969 di kota Rabat, ibukota negara Maroko. Pertemuan ini dihadiri oleh 57 negara anggota yang menjadi anggota tetap di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pendirian OKI terjadi melalui penandatanganan Deklarasi Rabat oleh 57 negara tersebut. Seluruh negara yang menghadiri pertemuan tersebut menjadi anggota tetap dari OKI yang pada saat itu masih bernama Organisasi Konferensi Islam. Nama organisasi ini berubah semenjak tahun 2011, yaitu menjadi Organisasi Kerja sama Islam. Indonesia merupakan salah satu negara anggota tetap OKI sejak awal berdirinya dan menjadi salah satu negara pelopor pendirian OKI. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk muslim di Indonesia yang jumlahnya lebih dari 90% sehingga dapat dikatakan Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Tentu saja keputusan dampak OKI bagi Indonesia untuk bergabung tersebut tidak terlepas dari dorongan mayoritas penduduk muslim Indonesia.
Tujuan Berdirinya OKI di Indonesia
Salah satu tujuan berdirinya OKI yaitu untuk meningkatkan rasa solidaritas keislaman di antara negara anggota. Selain itu, OKI juga diharapkan dapat mengoordinasikan kerja sama yang terjadi di antara negara anggota, mendukung jalannya perdamaian dan keamanan dunia internasional, serta membantu melindungi tempat-tempat suci agama Islam juga membantu perjuangan kemerdekaan negara Palestina. 57 negara anggota tetap OKI sendiri sejauh ini masih dari negara-negara di kawasan benua Asia dan Afrika.
Pada awal pendiriannya, OKI lebih banyak bergerak dalam bidang masalah politik, khususnya masalah kemerdekaan Palestina. Namun, seiring berjalannya waktu, OKI berkembang menjadi organisasi internasional yang menaungi kerja sama di antara negara anggota di seluruh dunia dalam bidang politik, sosial, ekonomi, budaya, dan ilmu pengetahuan. Awal dari perubahan ini adalah adanya pandangan bahwa diperlukan restrukturisasi dan reformasi OKI karena kinerja OKI yang kurang efektif dan efisien. Restrukturisasi dan reformasi OKI ini dituangkan ke dalam OIC 10-years Program of Actions atau Program Aksi 10 tahun OKI. Program ini mencakup isu politik, intelektual, pembangunan, sosial, ekonomi, dan lain sebagainya. Bergabungnya Indonesia di dalam OKI tentunya membawa berbagai dampak bagi negara Indonesia ini. dampak OKI bagi Indonesia tersebut dapat berupa dampak positif maupun dampak negatif. Untuk itulah, dalam kesempatan ini penulis hendak menyampaikan berbagai dampak OKI tersebut bagi Indonesia.
Dampak Positif OKI bagi Indonesia
Tentunya keputusan untuk bergabung di OKI merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan masak-masak baik buruk dan untung ruginya. Apabila setelah dipertimbangkan ternyata dampak positifnya lebih besar atau banyak, maka keputusan tersebut diambil. Nah, di bawah ini merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai apa saja yang termasuk ke dalam dampak positif OKI bagi Indonesia:
1. Turunnya Tarif Impor
Sebagai suatu wahana kerja sama dalam berbagai bidang, dampak OKI bagi Indonesia menghasilkan kebijakan-kebijakan yang wajib diterapkan oleh negara-negara anggotanya untuk meningkatkan kerja sama tersebut. Salah satu kewajiban yang dilakukan yaitu adanya kebijakan penurunan tarif impor dari masing-masing negara anggota sehingga setiap negara anggota yang hendak mengekspor komoditi milik negaranya ke negara anggota OKI lainnya, tarifnya menjadi lebih murah dan dapat menyumbangkan devisa yang lebih besar bagi negara eksportir tersebut.
Hal yang telah disebutkan di atas tadi akan memberikan kemajuan dalam bidang ekonomi di Indonesia yang tentunya juga akan membantu majunya kesejahteraan rakyat sehingga tujuan pembangunan nasional menjadi lebih mudah untuk dicapai. Turunnya tarif impor ini juga dapat memudahkan produsen asal Indonesia untuk menghasilkan bermacam produk berkualitas untuk diekspor.
2. Meningkatkan Kerja Sama Ekonomi
Dengan bergabungnya Indonesia di dalam OKI, Indonesia dapat meningkatkan kerja sama ekonomi dengan negara anggota OKI lainnya. Kerja sama ekonomi yang dilakukan haruslah memberi manfaat bagi kemajuan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Indonesia memang telah bekerja sama dengan banyak negara lain. namun, dengan keanggotaan Indonesia di dalam OKI, maka kerja sama dengan negara lain, khususnya negara anggota OKI juga meningkat. Meningkatkan kerja sama ekonomi merupakan salah satu contoh kegiatan memajukan kesejahteraan umum.
3. Penanganan Masalah Radikalisme dan Terorisme
Banyak masalah radikalisme dan terorisme yang terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Radikalisme di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti yaitu suatu paham atau aliran pemikiran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial atau politik dengan cara kekerasan atau secara drastis. Di sisi lain, terorisme menurut KBBI memiliki arti yaitu penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan, terutama tujuan politik.
Salah satu tujuan OKI adalah meminimalisir adanya aksi radikalisme dan terorisme di berbagai negara anggota. Cara minimalisir masalah radikalisme dan terorisme tersebut yaitu dengan memberikan bantuan bagi negara-negara yang tengah diserang terorisme dan memberikan pelatihan bagi pasukan pengaman negara untuk mendeteksi dan mengatasi segala potensi radikalisme dan terorisme. Radikalisme dan terorisme penting untuk dibasmi karena terdapat setidaknya 8 bahaya radikalisme dan terorisme.
Dampak Negatif OKI bagi Indonesia
Terdapat pula dampak negatif bagi Indonesia ketika negara ini bergabung ke dalam dampak OKI bagi Indonesia. Namun, segala dampak negatif ini tidak cukup membuat Indonesia membatalkan keanggotaannya di dalam OKI. Adanya dampak negatif merupakan suatu hal yang dapat diatasi dengan berbagai cara yang memungkinkan. Di bawah ini merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai dampak negatif OKI bagi Indonesia:
1. Kewajiban Sertifikasi Halal Produk
Sebagai organisasi internasional yang menaungi kerja sama di antara negara-negara muslim, OKI memberikan peraturan yang wajib diikuti oleh negara anggota yang hendak mengekspor produknya kepada negara anggota lainnya untuk melakukan sertifikasi halal pada produk ekspor. Ratifikasi atau pengesahan dari peraturan tersebut haruslah dilakukan oleh setiap negara anggota.
Selanjutnya, sebelum suatu negara mengekspor komoditinya, maka ia harus melakukan sertifikasi halal produk. Kebijakan ini mungkin agak menyulitkan produk dari Indonesia karena harus terlebih dahulu melakukan sertifikasi tersebut yang prosesnya panjang dan memakan biaya tambahan serta cukup sulit untuk dilakukan. Namun, dengan adanya sertifikasi halal tersebut, sebenarnya potensi produk Indonesia untuk senantiasa masuk di pasar internasional sangat besar, karena jumlah penduduk islam di dunia, yang akan menjadi konsumen, sangatlah besar, yaitu sebesar 1,6 Miliar jiwa.
2. Terdapat Kemungkinan Negara Non Anggota Tidak Mau Bekerja Sama
Kita menyadari bahwa di luar sana masih banyak negara atau juga individu yang mengalami islamophobia atau ketakutan terhadap agama islam. Hal ini akan menyebabkan negara-negara tersebut enggan untuk melakukan kerja sama internasional dengan negara Indonesia karena ia bergabung dengan dampak OKI bagi Indonesia yang notabene merupakan organisasi islam internasional. Keengganan untuk bekerja sama tersebut akan merugikan Indonesia karena potensi kerja sama Indonesia dalam berbagai bidang akan menurun dan dapat menghambat kemajuan negara dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Uraian panjang yang telah disampaikan di atas ialah penjelasan mengenai dampak positif dan negatif OKI bagi Indonesia yang dapat penulis sampaikan kepada pembaca dalam kesempatan kali ini. Dengan membaca artikel ini, maka pembaca dapat mengetahui secara lebih jelas apa itu OKI dan dampaknya bagi negara Indonesia, baik dampak positif maupun dampak negatifnya. Selain itu, penulis juga berharap pembaca dapat lebih bijaksana dalam menyikapi bergabungnya Indonesia di dalam OKI dan tidak menjadikan hal tersebut sebagai penyebab terjadinya disintegrasi nasional bangsa. demikian yang dapat penulis sampaikan, sampai jumpa dalam kesempatan lainnya dan semoga sukses selalu bagi para pembaca dimana pun berada!
Badan usaha berdasarkan wilayah negara adalah badan usaha yang mana didalamnya dapat dikelompokkan dari asal…
Pemerintahan suatu negara memiliki banyak lembaga yang bertanggung jawab atas berbagai aspek administrasi negara. Lembaga-lembaga…
Para pendiri bangsa telah berkomitmen untuk mewujudkan cita-cita besar bangsa Indonesia, salah satu wujud komitmen…
Dari sudut pandang etimologi, kata "Otonomi" berarti mengatur sendiri atau memerintah sendiri. Pengertian Otonomi Daerah dapat…
Komitmen di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai "Tanggung jawab", perilaku bertanggung jawab dapat…
Pasal 18 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik…