Permesta adalah singkatan dari Perjuangan Rakyat Semesta yaitu suatu gerakan melawan arti dan peranan lambang garuda pancasila dalam terbentuknya yang dideklarasikan pada tanggal 2 Maret 1957 di Makassar. Panglima TT VII Letkol Ventje Sumual, pemimpin sipil dan militer di wilayah Indonesia Timur memproklamasikan bersama dengan 51 tokoh lainnya. Wilayah pergerakan Permesta terdiri dari Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku. Bagian dari aksi gerakan Permesta adalah mengambil alih seluruh jalannya pemerintahan daerah. Lalu, apa saja yang dilakukan Pemerintah untuk menghentikan pergerakan Permesta? Berikut ulasannya!
Upaya Pemerintah untuk Menumpaskan Permesta
Adapun upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah untuk menumpaskan Permesta tidak jauh berbeda dengan upaya penumpasan PRRI, diantaranya sebagai berikut :
KSAD sebagai Penguasa Perang Pusat telah memecat Kolonel Somba dan Mayor Runturambi. Meskipun area Batalion yang awalnya berada di bawah KDMSUT telah diserahkan kepada Komando Antardaerah Indonesia Timur.
Hal selanjutnya yang dilakukan Pemerintah adalah melakukan operasi gabungan yang disebut dengan Operasi Merdeka. Operasi ini terjadi pada bulan April 1958 yang dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat. Dengan tujuan yang begitu besar, pemerintah pusat begitu mempersiapkan operasi militer ini dengan baik. Dibawah pimpinan KSAD Mayor Jenderal A.H Nasution, operasi ini dilancarkan untuk menumpaskan gerakan Permesta di Sulawesi. Operasi militer gabungan ini terdiri dari beberapa bagian, diantaraya :
Sebenarnya, jauh sebelum operasi pokok ini dilakukan, gerakan-gerakan yang juga pernah menggagalkan tujuan pemberontakan PKI dan tujuan pemberontakan DI / TII seperti Operasi Insyaf telah dilakukan di Sulawesi Tengah di bawah pimpinan Komando antar Daerah Indoneisa bagian Timur (Kondait). Salah satu operasinya dilakukan di bawah pimpinan Kapten Frans Karangan dan Inspektur Polisi Suaeb dimana kota-kota Donggala dan Parigi. Sementara itu, kesatuan-kesatuan di bawah koordinasi Nani Wartabone (Pasukan Rimba) juga berhasil menyiapkan pendaratan bagi pasukan-pasukan Operasi Saptamarga II di Gorontalo.
Tahun 1960, Permesta mau ikut berunding dnengan Pemerintah Pusat dengan diwakili oleh Kepala Staf Angkatan Darat Nicolas Bondan. Sementara dari pihak Permesta diwakili oleh Mayor Jenderal Alexander Evert Kawilarang dengan menghasilkan sebuah kesepakatan yakni Permesta akan turut membantu TNI dalam menghadapi komunis di Pulau Jawa.
Permesta yang semakin lama semakin menjauhakn unsur-unsur negara kesatuan republik Indonesia telah mendorong Pemerintah untuk mendesak Kabinet Djuandan Nasution untuk melakukan pemberontakan. Setelah melakukan berbagai pertimbangan, akhirnya Pemerinta menindak dengan tegas. Angkatan Udara Republik Indonesia melancarkan aksi pengeboman pada instansi-instansi penting di kota Padang, Bukittinggi dan Manado.
Operasi militer sebagai upaya menjaga keutuhan NKRI yang dilakukan APRI di Indonesia bagian Timur banyak menghadapi perlawanan yang berat. Hal ini disebabkan karena situasi daerah dan dilengkapi dengan persenjataan yang cukup kuat. Tahun 1961, Pemerintah akhirnya mengeluarkan Keppres 322/1961 yang isinya memberikan amnesti dan abolisi bagi pihak-pihak yang terlibat dalam Permesta. Karena keputusan ini, banyak anggota Permesta yang kemudian menyerahkan diri. Demikian upaya Pemerintah untuk menumpaskan Permesta, semoga bermanfaat.
Badan usaha berdasarkan wilayah negara adalah badan usaha yang mana didalamnya dapat dikelompokkan dari asal…
Pemerintahan suatu negara memiliki banyak lembaga yang bertanggung jawab atas berbagai aspek administrasi negara. Lembaga-lembaga…
Para pendiri bangsa telah berkomitmen untuk mewujudkan cita-cita besar bangsa Indonesia, salah satu wujud komitmen…
Dari sudut pandang etimologi, kata "Otonomi" berarti mengatur sendiri atau memerintah sendiri. Pengertian Otonomi Daerah dapat…
Komitmen di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai "Tanggung jawab", perilaku bertanggung jawab dapat…
Pasal 18 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik…