Bangsa Indonesia akhirnya berhasil memperoleh kemerdekaan. Melalui sebuah perjalanan panjang perjuangan ratusan tahun yang memakan banyak korban, harta, dan air mata. Makna proklamasi menjadi sangat sakral. Proklamasi yang berisi pesan singkat tentang kemerdekaan, berbeda dengan deklarasi ini berhasil membangkitkan semangat seluruh Bangsa Indonesia.
Namun, tentu saja sebagai bangsa yang baru merdeka, banyak tantangan dan cobaan yang harus dihadapi. Itu sebabnya, kemerdekaan disebut sebagai puncak perjuangan, bukan akhir perjuangan. Perjuangan sendiri masih panjang dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan mencapai tujuan pembangunan nasional.
Tantangan yang dihadapi oleh pemerintahan yang baru dibentuk oleh tugas PPKI, 18 Agustus 1945 menghadapi ancaman dari luar. Belanda dan sekutunya siap menduduki kembali wilayah Indonesia. Mereka berusaha kembali menjajah Indonesia melalui berbagai cara. Sementara, dari dalam Indonesia sendiri banyak ketidakpuasan terjadi yang melahirkan berbagai pemberontakan. Hal ini yang kemudian membuat sejarah UUD Indonesia berganti beberapa kali. Hal ini juga akhirnya membentuk pemerintahan orde lama.
Di antara berbagai pemberontakan yang terjadi pada masa awal kemerdekaan adalah Pemberontakan yang dikenal dengan sebutan DI (Darul Islam) / TII (tentara Islam Indonesia). Untuk lebih memahami makna kemerdekaan Indonesia dan pemberontakan yang pernah terjadi, maka artikel kali ini akan membahas tujuan pemberontakan DI / TII.
Sejarah Singkat DI / TII
Darul Islam atau Tentara Islam Indonesia adalah tentara yang dibentuk dan bagian dari Negara Islam Indonesia (NII). NII berdiri di Jawa Barat. Sebuah negara dalam negara yang didirikan oleh Sekanohadji Maridjan Kartosuwiryo. Kartosuwiryo mendirikan NII awalnya bukan bagian dari pemberontakan terhadap RII atau sebagai salah satu penyebab terjadinya distegrasi nasional. NII didirikan di negara bagian Belanda karena pada tahun 1948 Indonesia terikat dengan Perjanjian Renville yang menyatakan bahwa Jawa Barat bagian dari wilayah Belanda.
Berdirinya Negara Islam Indonesia yang diikuti pembentukan tentara dengan DI / TII diikuti dengan pernyataan dari berbagai wilayah Indonesia lain sebagai bagiannya. Beberapa di antaranya karena persamaan ideologi. Lainnya karena kekecewwaan terhadap pemerintahan pimpinan Soekarno.
Tujuan DI / TII
Sesuai yang telah dikemukakan sebelumnya, pendirian NII oleh Kartosuwiryo diikuti oleh pernyataan atau pengakuan gerakan yang sama di berbagai wilayah Indonesia. Namun, tidak semua gerakan DI / TII mempunyai tujuan yang sama. Agar dapat melihat dan membandingkan tujuan gerakan atau pemberontakan DI / TII di seluruh ,wilayah, maka di bawah ini diuraikan secara singkat tujuan DI / TII sesuai wilayahnya.
Tujuan DI / TII Jawa Barat
Negara Islam Indonesia atau dikenal dengan nama Darul Islam atau Rumah Islam dikoordinasikan oleh Kartosuwiryo, 7 Agustus 1949. NII di Jawa Barat berpusat di Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar, Kewedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat. Kelompok yang dianggap radikal ini mengakui syariat Islam sebagai sumber hukum dan satu-satunya pedoman yang valid. Tujuan DI di Jawa Barat menjadi tujuan utama gerakan serupa di seluruh Indonesia. Tujuannya, yaitu :
- Mendirikan sebuah negara dengan dasar syariat Islam berupa AL Qur’an dan Hadist di wilayah Indonesia.
Sesuai dengan namanya, NII berdiri dengan tujuan mendirikan negara Islam di Indonesia. Sebuah negara yang semua hukum dan aturannya berdasarkan Al Qur’an dan Hadist. Ini mengingat bahwa Bangsa Indonesia mayoritas penduduknya beragama Islam. Seharusnya ada kewajiban bahwa seluruh masyarakat Islam mempunyai tanggung jawab menjalankan kewajiban syariatnya. Tidak berlaku bagi golongan non Islam. Kartosuwiryo berkeyakinan bahwa mendirikan Negara Islam Indonesia akan menyelesaikan semua masalah kenegaraan yang sedang berlangsung.
- Menolak Perjanjian Renville
Selain tujuan pertama untuk penegakkan syariat Islam, pendirian NII bertujuan menolak dampak Perjanjian Renville yang ditandatangani tahun 1948 menggantikan Perjanjian Linggarjati yang dihianati dengan adanya Agresi Militer Belanda I. Isi perjanjian Renville menyatakan bahwa Jawa Barat bukan menjadi bagian dari wilayah NKRI. Tentu saja hal tersebut mengecewakan penduduk wilayah Jawa Barat.
Sementara Presiden Soekarno, seperti halnya dalam Perjanjian Linggarjati meminta seluruh rakyat menerima perjanjian tersebut. Kartosuwiryo yang mempunyai pengaruh di daerah Tasikmalaya, tidak setuju. Perjanjian Renville memberi kesempatan untuk mendirikan NII. Sebuah negara yang benar-benar ingin lepas dari NKRI.
- Mengatasi Dominasi Komunis dan Sosialis
Tujuan selanjutnya pendirian NII adalah mengatasi dominasi sistem politik komunis dan ciri-ciri ideologfi sosialisme yang mulai terlihat dalam pemerintahan Soekarno. KArtosuwiryo mengetahui hal tersebut karena sejatinya bersama dengan Soekarno dan DN Aidit, mereka berasal dari guru yang sama. Kartosuwiroyo menganggap, dominasi komunis dan sosialis akan menghancurkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Penolakan Kartosuwiryo dengan cara mendirikan sebuah negara dalam negara termasuk kategori pemberontakan. Pemberontakan DI / TII ini disebut sebagai pemberontakan golongan kanan. Komunis, disebut sebagai pemberontak golongan kiri.
Tujuan DI / TII di Aceh
Daud Beureuh adalah seorang tokoh ulama, sipil, pemerintahan, dan militer yang sangat disegani. Ia mulai memperluas pengaruhnya di tahun 1947, ketika Perjanjian Renville ditandatangani. Kala itu, hampir seluruh wilayah Aceh dan sekitarnya, tidak terkecuali pejabat pemerintahan yang ada menjadi pengikut. Mudah bagi Daud Beureuh melakukan apa saja. Pada tanggal 20 September 1953, Daud Beureuh mengumumkan deklarasi bahwa wilayahnya menjadi bagian dari Negara Islam Indonesia atau Darul Islam yang tentaranya disebut sebagai Tentara Islam Indonesia. Pernyataan yang didukung oleh hampir seluruh rakyat Aceh. Tujuan pemberontakan DI ? TII di Aceh hampir sama dengan DI / TII Kartosuwiryo dengan beberapa tambahan. Tujuan pemberontakan, yaitu:
- Mengembalikan Otonomi Propinsi Aceh
Di awal kemerdekaan seluruh Pulau Sumatera menjadi satu propinsi. Namun, tidak lama berselang propinsi Sumatera dibagi menjadi beberapa propinsi sesuai ciri khas dan perkembangan masing-masing wilayah. Aceh menjadi salah satu propinsi yang ada. Aceh dijadikan propinsi tersendiri dengan otonomi khusus karena karakteristik masyarakat Islam yang berbeda dengan wilayah lain.
Selain itu, pemberian otonomi juga menjadi bagian dari menghormati perjuangan rakyat Aceh selama perang kemerdekaan dan perang mempertahankan kemerdekaan.Ketika Indonesia diubah menjadi negara Republik Indonesia Serikat tahun 1949 dan kemudian menjadi negara kesatuan kembali tahun 1950, Aceh dilebur menjadi satu dengan wilayah Sumatera Utara. Hal tersebut membuat rakyat, khususnya Gubernur Daerah Istimewa Aceh, Daud Beureuh kecewa. Pembentukan NII di Aceh dianggap sebagai salah satu jalan keluarnya. NII di Aceh diresmikan 20 September 1953.
- Mencegah Kembalinya Kekuasaan Uleebalang
Uleebalang adalah pemimpin adat dan formal yang berkembang sebelum Indonesia merdeka. Setiap Uleebalang mempunyai aturan sendiri. Pemberontakan DI / TII pimpinan Daud Beureuh bertujuan mencegah timbulnya kekuasaan Uleebalang untuk mengisi kekuasaan yang ada. Kekuasaan Uleebalang dianggap tidak sesuai dengan syariat Islam.
- Penegakkan Syariat Islam
Wilayah Aceh memang mempunyai kondisi yang berbeda dengan propinsi lainnya. Itu sebabnya diberi otonomi khusus daerah istimewa. Adat istiadat yang berkembang dan mayoritas penduduknya merupakan pemeluk taat agama Islam. Pengakuan terhadap NII di Jawa Barat bertujuan menegakkan syariat Islam di Bumi Aceh. Aceh mengiginkan wilayah yang dengan syariat Islam sebagai pedoman.Sampai saat ini Aceh menjadi daerah otonomi istimewa. Di propinsi paling Barat Indonesia tersebut, hukum syariat Islam digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan DI / TII di Kalimantan Selatan
Pengaruh NII dengan Kartosuwiryo sebagai pemimpin sangat luas. Tidak hanya di Pulau Jawa yang notabene dekat dengan Jawa Barat, tetapi juga di Pulau-Pulau lain di Indonesia. Propinsi Kalimantan Selatan dipimpin Ibnu Hajar juga menyatakan diri sebagai bagain dari NII pada bulan oktober 1950. Ibnu Hajar yang awalnya merupakan tentara kemerdekaan sangat kecewa karena tidak diterima dalam Angkatan Perang Repubik Indonesia Serikat. Ibnu Hajar dan beberapa tentara kemerdekaan lain merasa diabaikan, sebab mereka tidak dapat membaca. Tujuan DI / TII di Kalimantan Selatan berbeda dengan di Aceh dan Jawa Barat sebagai pusatnya.
DII / TII di Kalimantan Selatan lebih bertujuan untuk menyalurkan aspirasi rakyat yang dirasakan menjadi nomor dua oleh pemerintahan orde lama. Bergabung dengan NII, dharapkan membuat asipirasi mereka lebih diperhatikan. Tentu saja tujuan utama NII, yaitu negara yang berdasarkan syariat Islam juga didukung. Tentara kemerdekaan di bawah Ibnu hajar mayoritas beragama Islam. Agama yang dianut oleh sebagian besar juga masyarakat Kalimantan Selatan. Pemberontakan DI / TII di Kalimantan selatan berhasil dipadamkan. TNI Angkatan Darat berhasil menaklukkan mereka. Ibnu Hajar menyerah pada bulan Maret tahun 1965.
Tujuan DI/ TII di Sulawesi Selatan
Di seberang lautan, selain ada DI di Kalimantan Selatan, ada DI Sulawesi Selatan. DI sulawesi Selatan dideklarasikan 7 Agustus 1953 oleh Kahar Muzakkar sebagai pimpinan. Mirip dengan DI di Kalimantan Selatan, Kahar Muzakkar mendirikan NII bertujuan sebagai reaksi terhadap banyaknya anggota tentara Kesatuan gerilya Sulawesi Selatan yang tidak diterima sebagai tentara RI. Padahal mereka merasa sudah turut berjuang mempertahankan kemerdekaan. Tujuan lainnya, yaitu menjadi bagian dari NII Kartosuwiryo yang menjadikan syariat Islam sebagai dasar negara. Tentara Islam Indonesia di Makasar ini berhasil dilumpuhkan seluruhnya 3 Febuari 1965.
Tujuan DI/TII di Jawa Tengah
Letak geografis Jawa Tengah tidak jauh dari Jawa Barat. Beberapa kabupatennya berbatasan langsung dengan Jawa Barat. Tidak heran, ide berdirinya NII mempengaruhi banyak wilayah. Di bawah pimpinan Amir Fatah, Jawa Tengah membuat pernyataan bagian dari jawa Barat pada tahun 1950. Hampir sama dengan Darul Islam di Jawa Barat, negara di bawah pimpinan Amir Fatah ini bertujuan mengatasi pengaruh komunis dan sosialisme yang semakin meluas dan mendirikan negara berdasarkan syariat Islam.
Demikian uraian singkat tentang tujuan pemberontakan DI / TII di berbagai wilayah Indonesia. Pemberontakan yang menjadi bagian dari sejarah kelam Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Pemberontakan yang menjadi ujian dalam upaya menjaga keutuhan NKRI. Semoga menjadi pembelajaran bagi kita semua dalam menjaga contoh integrasi nasional, khususnya generasi muda. Peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa sangat dinantikan.