Sekitar 5 abad lalu, dunia belum seramai saat ini. Wilayah dalam bentuk negara baru beberapa buah. Bahkan Amerika Serikat yang dianggap memimpin dunia belum ada. Sekitar tahun 1400-an benua Amerika baru ditemukan. Portugis dan Spanyol yang bentuk negaranya kerajaan menjadi penguasa, khususnya penguasa lautan.
Setelah ditemukannya benua Amerika, Bangsa Portugis dan Spanyol berlomba-lomba menjelajah dan menemukan dunia baru. Tanah yang diyakini berlimpah sumber daya alam dan dapat menyejahterakan kedua negara. Mengingat kedua bangsa saling berdampingan, Paus Alexander VI, pemimpin Katholik yang sangat disegani kedua negara, segera mengambil tindakan. Beliau berinisiatif mengatur kekuasaan dan pelayaran kedua negara. Pada tahun 1443 akhirnya ditandatangani kesepakatan keduanya, di mana di antara mereka dipasangkan garis demarkasi (garis khayal) yang membagi bumi menjadi dua bagian, Barat dan Timur, dengan asumsi bahwa bentuk bumi bulat.
Tujuan Perjanian Tordesillas sebenarnya perjanjian yang cukup sempurna. Kedua pelaut tidak mungkin berpapasan di jalur pelayaran, Daerah kekuasaan mereka juga berbeda. Namun, teori bahwa bumi bulat tidak dicermati. Teori tersebut menjelaskan bahwa jika seseorang berangkat dari titik yang sama dengan arah yang berlawanan, pada titik dan waktu tertentu, mereka akan bertemu di wilayah lain.
Pertemuan Bangsa Portugis dan Spanyol yang telah menjelajahi lautan melalui dua wilayah yang saling berseberangan bertemu di Maluku. Sebuah pulau kecil yang saat itu menjadi kekuasaan dua negara berbentuk kerajaan, Ternate dan Tidore. Dari sinilah kemudian timbul Perjanjian Saragosa, yang akan kita bahas pada artikel ini latar belakang Perjanjian Saragosa tersebut.
Perjanjian Saragosa
Bangsa Portugis dan Spanyol adalah dua negara Katholik terbesar di abad 16. Perjanjian Tordesillas yang diatur oleh Paus mengatur hubungan keduanya. Perjanjian ini ditandatangani tahun 1493 di Valladolid tidak lama setelah Christopus Columbus menemukan benua Amerika, tahun 1492. Perjanjian tersebut membagi bumi menjadi dua bagian. Namun, perjanjian juga pada akhirnya membuka ekspansi dan imperialisme negara-negara Eropa sesudah kedua negara mulai surut. Contohnya tujuan kedatangan Bangsa Spanyol ke Indonesia, tujuan bangsa Portugis ke Indonesia, dan tujuan bangsa Belanda ke Indonesia.
Perjanjian Tordesillas ditandatangani saat kerajaan besar Nusantara, Majapahit, diambang kehancuran, dengan Raja Brawijaya sebagai raja terakhir. Jadi, ketika Bangsa Portugis dan Spanyol masuk ke Indonesia, nusantara dikuasai oleh beberapa kerajaan kecil.
Ketika Bangsa Portugis dan Spanyol kemudian bertemu di Pulau Maluku, mereka memihak kepada dua kerajaan berbeda. Kedua belah pihak kemudian menyepakati perundingan baru yang disebut Perjanjian Saragosa atau Zaragoza dalam bahasa Spanyol dan Portugis. Perjanjian ditandatangani, 22 April 1529 oleh perwakilan Raja Spanyol, Charles V dan perwakilan Raja Portugis, John III.
Isi Perjanjian Saragosa secara umum, yaitu:
Bumi dibagi menjadi dua sebagaimana diatur sebelumnya dalam Perjanjian Tordesillas. Bagian Timur Kota Zaragoza menjadi milik Spanyol, mulai dari Meksiko sampai dengan Filipinan. Sementara, bagian Barat Kota Zaragoza menjadi milik Portugis, mulai dari Brazil sampai Maluku, Indonesia.
Perjanjian Saragosa yang ditandantangani pada tahun 1529 sebenarnya menjadi pembuka masuknya ideologi dunia ke wilayah Asia. Mereka juga membawa semangat kolonialisme, ciri-ciri ideologi kapitalisme, dan imperialisme. Sampai akhirnya pada abad 18 hingga awal abad 19 hampir seluruh Asia Pasifik menjadi wilayah jajahan Bangsa-Bangsa Eropa.
Latar belakang Perjanjian Saragosa, antara lain diuraikan di bawah ini:
1. Datangnya Portugis ke Maluku
Maluku pada beberapa abad yang lalu telah terkenal di dunia. Rempah-rempah yang dihasilkan penduduknya merupakan rempah terbaik dan mahal harganya. Pada tahun 1512, pelayar Portugis yang dipimpin Alfonso d’Alburqueque tiba di sini. Mereka tiba di Kerajaan Ternate.
Awal kedatangan Bangsa Portugis disambut dengan sangat baik oleh penduduk Ternate yang sebagian besar beragama Islam. Portugis datang untuk bertransaksi rempah-rempah. Tentu saja datang ke pusat penghasil rempah akan sangat menguntungkan. Mereka dapat menjual rempah kembali di pasar internasional dengan harga lebih mahal. Namun, keuntungan justru membuat orang menjadi ingin lebih lagi. Portugis berkeinginan menguasai tanah tersebut. Portugis ingin menguasai Maluku sendirian.
Portugis masuk dengan memanfaatkan pertikaian Ternate dan Tidore. Mereka berpura-pura berada di pihak Ternate. Namun, ketika pihak kerajaan memberikan kelonggaran pada penjelajah Portugis dan anak buahnya, mereka suka bertindak kejam. Bahkan, Pelaut Portugis berani membunuh Sultan Hairun yang berkuasa dengan sangat keji. Semua kehidupan diatur oleh Portugis. Hal ini membuat rakyat Ternate di bawah pimpin Sultan Baabullah kemudian angkat senjata mengadakan perlawanan. Portugis dapat langsung diusir keluar dari Maluku.
2. Datangnya Bangsa Spanyol di Maluku
Tidak lama setelah kedatangan Bangsa Portugis, Spanyol yang sebelumnya sudah sampai wilayah Filipina mendaratkan pelautnya di Maluku dari arah yang berbeda. Pada tahun 1521 mereka mendarat di Tidore. Kedatangan Bangsa Spanyol di Tidore menjadi masalah bagi Bangsa Portugis. Apalagi saat itu Bangsa Spanyol berdiri di pihak Tidore. Bentrokan antara dua bangsa tidak dapat dielakkan. Spanyol sendiri memang seharusnya tidak berada di Tanah Maluku.
Mengingat Portugis sebenarnya sudah sampai Maluku beberapa tahun lebih awal. Belum lagi ditambah pelaut dan penjelajah kedua bangsa saling berkerabat. Kedua negara menggunakan cara sama dalam usaha menguasai Indonesia. Satu beridri di pihak Ternate dan satu di Kerajaan Tidore. Keduanya mengadu domba sesama Bangsa Indonesia. Kedatangan Bangsa Portugis di Maluku ini yang membuat Paus Alexander VI berinisiatif mengajak kedua bangsa berunding kembali. Mempertegas perjanjian sebelumnya, Perjanjian Tordesillas.
3. Adanya Perjanjian Tordesillas
Perrjanian Tordesillas mau tidak mau dapat dikatakan sebagai awal penjelajahan Bangsa Portugis dan Spanyol. Berbondong-bondong pelaut kedua bangsa menjelajahi samudera. Penjelajahan yang awalnya tidak dipercaya, menjadi sebuah keniscayaan. Satu demi satu wilayah Asia Pasifik yang sebelumnya tidak diketahui Bangsa Barat, ditemukan. Perjanjian Tordesillas ditandatangani agar kedua penjelajah tidak bertemu di laut dan wilayah lain. Perjanjian ini juga dibuat untuk menghindari bentrokan antar dua bangsa.
Bangsa Portugis dan Spanyol yang awal penjelajahan berniat untuk kejayaan, menyebarkan agama, dan mencari sumber daya tertarik untuk menguasai semua tanah yang ditemuinya. Wilayah-wilayah temuan yang merdeka dan damai menjadi tanah bergejolak. Kedatangan Bangsa Portugis dan Spanyol menjadi pemicu peperangan mempertahankan dan wilayah mereka. Bentrokan di tanah baru tidak dapat dihindari. Nafsu ingin mengusai menjadi penyebab utama. Mereka tidak lagi menganggap Perjanjian Tordesillas. Paus Alexander sebagai pemimpin tertinggi agama kedua bangsa merasa prihatin. Perjanjian baru yang disebut Perjanjian Saragosa ditandatangani. Perjanjian ini memperjelas batasan kedua negara.
4. Perebutan Kekuasaan di Maluku
Keinginan untuk menguasai tanah baru yang ditemukan semakin membara. Bangsa Portugis dan Spanyol terlibat bentrokan di Maluku. Keduanya ingin menguasai tanah Maluku yang kaya. Tanah yang dimiliki oleh Kerajaan Ternate dan Tidore.
Perjanjian Saragosa mengakhiri pertikaian kedua negara dalam memperebutkan Maluku. Dengan ditandatanganinya perjanjian tersebut, berarti bahwa Spanyol harus melepaskan Maluku dan menyerahkan sepenuhnya kekuasaan pada Portugis. Portugis mendapatkan kekuasaan penuh di Maluku dengan membayar sejumlah uang kepada Spanyol. Sementara Spanyol, secara sendiri-sendiri masih berdatangan di Kepulauan Maluku untuk mencuri rempah-rempah. Sebuah perjanjian yang dianggap menghasilkan keuntungan sama bagi kedua pihak saat itu.
Portugis menguasai Maluku hingga tahun 1575. Kekejaman Portugis di tanah Maluku mencapai puncaknya. Rakyat Maluku bersatu di bawah pimpinan Sultan Baabullah dari Ternate tahun 1575. Mereka tidak lagi terpecah belah. Dengan demikian, penjajahan Portugis berakhir. Spanyol lebih lama menduduki Filipina. Lebih dari 100 tahun atau sampai sekitar akhir abad 18. Tahun 1898, Amerika Serikat sebagai negara contoh era baru kapitalisme menggantikan Portugis dan Spanyol menduduki Filipina hingga memperoleh kemerdekaannya tahun 1946.
Kedatangan bangsa asing atau Bangsa Eropa ke Indonesia menjadi sesuatu yang sangat buruk. Indonesia mengalami masa penjajahan selama ratusan tahun. Sejarah kemerdekaan Indonesia dan perjuangannya yang panjang. Portugis dan Spanyol menjadi bangsa pertama yang melakukannya. Politik adu domba atau devide et impera menjadi jalan pembuka. Politik yang membuat Bangsa Indonesia pada masa itu terpecah belah. Kegiatan yang menjadi penyebab terjadinya disintegrasi nasional. Indonesia mengalami masa penjajahan beberapa negara, Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, dan Jepang. Perlawanan dilakukan di mana-mana mulai dari perlawanan dengan senjata per daerah, pergerakan nasional, hingga masa persiapan kemerdekaan dengan adanya BPUPKI dan PPKI.
Dari pengalaman ratusan tahun di atas, kita dapat mengambil pelajaran. Pelajaran yang harus dibayar mahal. Namun jangan sampai terulang lagi pada masa ini dalam upaya menjaga keutuhan NKRI. Pelajaran yang dapat diambil, antara lain :
Demikian artikel tentang latar belakang Perjanjian Saragosa. Semoga banyak manfaat yang dapat diambil dari mengetahui latar belakang perjanjian ini. Selain itu, semoga artikel ini dapat membantu adik-adik yang sedang belajar sejarah dan hakikat pendidikan kewarganegaraan dan tugas-tugasnya. Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan. Terimakasih.
Badan usaha berdasarkan wilayah negara adalah badan usaha yang mana didalamnya dapat dikelompokkan dari asal…
Pemerintahan suatu negara memiliki banyak lembaga yang bertanggung jawab atas berbagai aspek administrasi negara. Lembaga-lembaga…
Para pendiri bangsa telah berkomitmen untuk mewujudkan cita-cita besar bangsa Indonesia, salah satu wujud komitmen…
Dari sudut pandang etimologi, kata "Otonomi" berarti mengatur sendiri atau memerintah sendiri. Pengertian Otonomi Daerah dapat…
Komitmen di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai "Tanggung jawab", perilaku bertanggung jawab dapat…
Pasal 18 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik…