Pada tahun politik sekarang ini, tentu kita tak asing dengan istilah kampanye maupun propaganda. Kedua istilah tersebut seringkali dianggap memiliki satu makna yang sama. Namun ternyata antara kampanye memiliki karakteristik masing-masing yang menjadikannya berbeda.
Kampanye didefinisikan sebagai suatu proses komunikasi suatu individu maupun kelompok yang ditangani dengan sistematis, terlembaga serta memiliki tujuan khusus untuk melahirkan efek tertentu. Roger dan Storey (1987) juga menyimpulkan bahwa kampanye memiliki pengertian sebagai serangkaian kegiatan komunikasi secara terencana yang bertujuan untuk memberi dampak tertentu pada publik yang pelaksanannya secara berkelanjutan dalam kurun masa tertentu.
Adapun jenis-jenis kampanye yang telah memenuhi unsur kampanye pemilu yakni:
Istilah propaganda berakar dari bahasa Latin “propagare” yang memiliki makna sebagai teknik tukang kebun dalam menyemai benih tanaman di suatu lahan guna menghasilkan tanaman baru yang mampu tumbuh sendiri suatu saat. Selain itu, propaganda juga berarti memekarkan atau mengembangkan sesuatu. Dalam prakteknya di kehidupan manusia. Propaganda tak hanya berlaku dalam dunia pertanian tapi juga dalam dunia politik, bisnis, pendidikan, hingga guna mencapai tujuan pembangunan nasional.
Propaganda memiliki komponen utama yang menyusunnya, yakni:
Kelima komponen tersebut membuat propaganda nampak sangat mirip dengan kampanye karena memiliki kesamaan dalam banyak hal. Kampanye maupun propaganda nyatanya sama-sama secara sengaja bertujuan mengajak atau mempengaruhi orang lain agar orang tersebut menerima nilai-nilai atau ide yang disebarkan.
Secara garis besar sebenarnya antara kampanye dan propaganda tidaklah terlalu berbeda. Faktor yang membuatnya nampak berbeda ialah faktor metode dan pendekatan yang digunakan. Secara metodenya, kampanye sebagai salah satu budaya politik yang berkembang di Indonesia bersifat lebih persuasif karena pasti setiap kampanye selalu dibarengi dengan adanya bujukan serta iming-iming menarik. Sedangkan propaganda sebagai contoh agitasi politik, walaupun sebenarnya juga bersifat sangat persuasif, namun lebih sering dibarengi dengan penekanan pada efek buruk yang mungkin terjadi apabila publik mengikuti ide propaganda.
Selain masalah metode pendekatan, faktor durasi dan masa pelaksanaan kampanye dan propaganda juga berbeda. Kampanye berlangsung dalam waktu singkat karena terbatas dalam masa tertentu misalnya masa jenis-jenis Pemilu atau Pilkada. Sedangkan propaganda berlangsung sangat lama dan tidak berbatas waktu. Contoh indoktrinasi politik propaganda konkret yaitu propaganda program KB atau Keluarga Berencana dengan slogan “Keluarga bahagia sejahtera, dua anak cukup laki-perempuan saja” yang sudah berlangsung bertahun-tahun lamanya. Penanaman ide program KB ada di mana saja dan kapan saja bahkan menjadi ikonik.
Secara singkat, perbedaan kampanye dan propaganda hampir mirip dengan perbedaan sosialisasi politik dan indoktrinasi politik, yaitu:
Demikianlah 6 perbedaan propaganda dan kampanye yang telah kami rinci secara umum. Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan Anda.
Badan usaha berdasarkan wilayah negara adalah badan usaha yang mana didalamnya dapat dikelompokkan dari asal…
Pemerintahan suatu negara memiliki banyak lembaga yang bertanggung jawab atas berbagai aspek administrasi negara. Lembaga-lembaga…
Para pendiri bangsa telah berkomitmen untuk mewujudkan cita-cita besar bangsa Indonesia, salah satu wujud komitmen…
Dari sudut pandang etimologi, kata "Otonomi" berarti mengatur sendiri atau memerintah sendiri. Pengertian Otonomi Daerah dapat…
Komitmen di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai "Tanggung jawab", perilaku bertanggung jawab dapat…
Pasal 18 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik…