Dalam dunia politik, tentunya terdapat beberapa istilah yang sering maupun jarang kita dengar, salah satunya adalah agitasi. Pada umumnya, agitasi hampir sama dengan propaganda apabila dilihat dari bagaimana komunikasi dilakukan. Normalnya, komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang baik seperti jurnalistik, humas dan lain sebagainya.
Namun pada dasarnya sendiri, agitasi memiliki tujuan untuk dapat merubah sikap, tingkah laku maupun pendapat sesuai dengan keinginan komunikator tersebut. Agitasi memiliki kaitan dengan perilaku dan situasi sosial terhadap suatu individu, maka dari itu agitasi ini dapat mempengaruhi psikologi sosial.
Dalam dunia politik sendiri, ternyata beberapa orang tidak sadar bahwa hal tersebut termasuk dalam agitasi politik. Beberapa dari mereka ada yang tidak terpengaruh, namun tidak sedikit pula yang terpengaruh akan hal tersebut. Lalu, apa saja contoh agitasi politik?
1. Isu SARA
Unsur Suku, Agama dan Ras atau SARA merupakan sektor yang sangat mudah sekali dipengaruhi dalam kehidupan bermasyarakat. Hanya dengan menyebarkan isu-isu yang sangat meyakinkan pada unsur tersebut, banyak sekali yang terpengaruhi. Di sekeliling tempat tinggal kita sebenarnya dapat kita temui, hanya saja kita tidak sadar bahwa hal tersebut merupakan contoh agitasi politik.
Adapun ilustrasi sederhananya adalah seorang dari pendukung calon A menyebarkan isu yang tidak benar terhadap calon B. Isu tersebut intinya menyatakan bahwa calon B akan membeda-bedakan pelayanan publik terhadap contoh kebijakan publik di masyarakat apabila orang tersebut beragama D dan sebagainya. Dari ilustrasi di atas, isu tentang agama memang sangat sensitif apabila dimasukkan dalam politik.
Orang-orang terkadang langsung mempercayai tanpa mencari fakta lapangannya terlebih dahulu. Media sosial juga menjadi salah satu media untuk melakukan penyebaran isu yang tidak benar tersebut. Akibatnya, banyak orang menjadi percaya akan isu dari pendukung calon A, kemudian menjelek-jelekan calon B. Dari kasus ini, tentunya hal ini masuk dalam contoh ancaman politik.
2. Pertentangan dalam Masyarakat
Seorang komunikator yang handal tentunya akan sangat mudah membuat berita atau pernyataan yang menimbulkan pertentangan dalam masyarakat. Pertentangan ini bisa terjadi antara masyarakat dengan pemerintah pusat, masyarakat dengan lembaga pemerintah atau bisa juga antar sesama masyarakat. Dalam berpolitik, khususnya pada saat pemilihan umum, biasanya setiap calon memiliki visi, misi dan tujuannya masing-masing.
Katakanlah calon A memiliki misi untuk mensejahterakan rakyatnya atau melakukan pemerataan dalam sektor ekonomi. Disisi lain, calon B memiliki misi untuk melakukan otonomi daerah agar setiap daerah di Indonesia dapat terangkat kekayaan sumber daya alam dan hasil bumi lainnya. Dari sini dapat muncul contoh konflik sosial dalam masyarakat.
Katakanlah sebagian masyarakat wilayah Nusa Tenggara Timur menolak misi dari calon B, namun sebagian lagi menerima. Adanya perbedaan pendapat inilah yang dimanfaatkan oleh komunikator untuk menciptakan suatu pertentangan dalam masyarakat. Pada akhirnya masyarakat akan terpecah belah hanya karena pendapat dari komunikator tanpa menelusuri lebih lanjut visi, misi lainnya.
3. Ideologi Politik Baru
Kehidupan di masyarakat sekitar kita dapat dikatakan belum merata. Maksudnya disini adalah masih ada yang mengalami kekurangan dalam sektor ekonomi, pangan dan lain sebagainya. Disisi lain, orang-orang yang berkecukupan mendominasi dan sebagian lainnya merupakan orang kaya. Dari sini, komunikator memanfaatkan keadaan masyarakat tingkat menengah hingga rendah. Mereka diprovokasi karena pemerintah sekarang tidak memberikan ketidakpastian dan dirasa belum memberikan contoh kegiatan memajukan kesejahteraan umum.
Dampaknya adalah sebagian dari mereka goyah dan muncul kegelisahan dalam diri mereka. Komunikator tersebut nantinya akan memberikan solusi kepada orang-orang tadi dengan konsep ideologi baru. Rakyat secara tidak langsung akan dicuci otaknya untuk mendukung ideologi politik baru atau gagasan baru yang akan dilakukan oleh misalnya calon A. Jadi, dalam pemilihan umum nanti rakyat akan memberikan hak suaranya kepada calon A. Ini menjadi contoh agitasi politik yang jarang kita sadari.
4. Merayu dengan Jaminan
Bagi masyarakat golongan rendah, dipengaruhi dan diberikan jaminan yang menjamin kelangsungan dan kemudahan hidupnya tentu tidak akan segan untuk menerimanya. Dari sini komunikator menggunakan rayuan kepada masyarakat untuk ikut berpolitik dan bergabung dengannya untuk kemenangan bersama. Dari sini rakyat tersebut diberikan tawaran jaminan seperti jaminan kesehatan sebagai contoh agitasi politik.
Jaminan bantuan dana dan jaminan perlindungan ham untuk menunjang kehidupannya. Rakyat biasanya akan langsung tergiur dengan tawaran tersebut dan tanpa pikir panjang langsung ikut serta berpolitik bersama komunikator itu. Namun disisi lain, kondisi seperti inilah yang merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya korupsi di Indonesia.
Dana yang telah dikeluarkan ketika proses pemilu tentunya tidaklah sedikit, oleh karena itu agar dana tersebut segera kembali tanpa mengurangi gaji yang telah diterima, cara satu-satunya adalah dengan melakukan korupsi. Padahal, dampak korupsi bagi negara nantinya akan sangat fatal.
Cara Menghindari Agitasi Politik
Agar terciptanya politik yang damai dan tanpa kericuhan dimana-mana, alangkah lebih baiknya kita mengetahui cara menghindarinya. Adapun caranya adalah cek terlebih dahulu isu-isu yang beredar tersebut, apakah benar atau hoax, pastikan sumber yang memberitahukan isu tersebut. Jangan mudah terpengaruh dan goyah karena agitasi-agitasi yang dilakukan oleh komunikator. Akan lebih baik jika kita memiliki prinsip yang kuat dalam politik.
Itulah beberapa contoh agitasi politik yang terjadi di Indonesia, mulai dari menyebarkan isu SARA yang sangat sensitif sekali disinggung hingga memberikan jaminan-jaminan yang sangat menggiurkan bagi rakyat. Namun semua itu bisa membuat terjadinya korupsi untuk mengembalikan dana yang telah digunakan ketika proses kampanye.