Bicara mengenai masalah politik tentunya menjadi suatu hal yang mungkin tidak akan ada habisnya. Politik sebagai salah satu bidang di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan bidang yang sangat berkaitan erat dengan proses pengambilan keputusan yang akan mempengaruhi segala elemen bangsa. Maka dari itu, kepedulian setiap warga negara menjadi penting agar dunia politik bekerja sebagaimana mestinya. Kepedulian warga negara akan politik ini biasa kita sebut dengan istilah partisipasi politik. Apa itu partisipasi politik? Seperti apa contohnya di dalam kehidupan kita sehari-hari? Tetap simak pembahasan selanjutnya.
Secara harfiah, kita dapat mengartikan partisipasi politik sebagai keikutsertaan warga negara di dalam berbagai kegiatan atau proses politik. Keikutsertaan warga negara ini bukan hanya berarti bahwa warga negara hanya mendukung segala kebijakan atau keputusan yang diambil oleh pemimpin politik atau pemerintah yang menyelenggarakan kedaulatan rakyat. Partisipasi politik yang dimaksud ialah segala keterlibatan warga negara dalam tahap-tahap kebijakan publik dan pelaksanaannya, mulai dari perumusan kebijakan hingga evaluasi kebijakan.
Makna Partisipasi Politik
Konsep partisipasi politik ini sangat penting adanya di dalam arus pemikiran demokrasi musyawarah (deliberative democracy) seperti yang diterapkan di indonesia, yaitu prinsip-prinsip demokrasi pancasila. Pemikiran mengenai demokrasi pancasila ini muncul dikarenakan tingginya level apatisme atau ketidakpedulian politik di dunia Barat yang terlihat dari tingkat pemilih pada pemilihan umum yang rendah, yaitu hanya berkisar pada angka 50%-60%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat sejumlah besar kelompok yang tidak puas atau tidak merasa perlu untuk berpartisipasi dalam politik.
Dalam kasus negara kita, istilah partisipasi politik lebih merujuk pada dukungan warga negara bagi pelaksanaan keputusan yang diambil oleh para elit politik. Sebaliknya, kita sangat jarang mendengar adanya hal seperti penempatan warga negara sebagai aktor utama pembuat keputusan atau kebijakan. Maka dari itu, kita perlu untuk menyadarkan lingkungan sekitar kita untuk lebih memahami mengenai partisipasi politik yang sejati itu seperti apa. Hal tersebut dapat kita mulai pada keluarga kita.
Contoh dari Partisipasi Politik di Lingkungan Keluarga
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, partisipasi politik yang sesungguhnya harus kita pahami secara benar dan kita sampaikan pula kepada orang-orang di sekitar kita. Yang paling utama ialah keluarga, karena keluarga adalah orang-orang yang paling dekat dengan kita. Agar pembaca lebih memahami seperti apa partisipasi politik di lingkungan keluarga, berikut ini penulis sampaikan beberapa contoh partisipasi politik di lingkungan keluarga:
1. Saling Menghargai Antar Anggota Keluarga
Di dalam dunia politik, penting bagi kita untuk saling menghargai para pelaku politik. Hal ini perlu dilakukan tidak lain agar tidak terjadi penyebab konflik sosial di tengah masyarakat atau agar tidak terjadi pula penyebab disintegrasi nasional bangsa. Sama halnya dengan di dalam keluarga, penting bagi kita untuk saling menghargai antar anggota keluarga. Apabila ada perbedaan atau ada hal yang kurang berkenan dari anggota keluarga kita, maka kita harus tetap menghargai hal tersebut.
Saling menghargai ini dapat terjadi pada berbagai hal, misalnya ketika kita mendapati adanya perbedaan pendapat antara kakak kita dengan seluruh anggota keluarga, maka kita hargai pendapatnya itu selama pendapatnya tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku. Begitupun ketika ternyata diri kita yang berbeda pendapat dengan seluruh anggota keluarga, maka kita juga harus menghargai hal tersebut.
2. Adanya Pembagian Tugas di Dalam Keluarga
Jika kita melihat dunia perpolitikan indonesia, maka kita dapat mengetahui bahwa sejatinya terdapat pembagian kekuasaan di dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat. Pembagian kekuasaan yang dimaksud ialah trias politica yang diusung oleh John Locke, yaitu kekuasaan legislatif (membentuk undang-undang), kekuasaan eksekutif (menjalankan roda pemerintahan), dan kekuasaan yudikatif (mengawasi dan mengadili pelanggaran hukum). sama halnya dengan negara indonesia, di dalam keluarga, perlu adanya pembagian tugas.
Pembagian tugas yang dimaksud yaitu ayah sebagai kepala keluarga, ibu sebagai pengelola keluarga, dan anak-anak yang berperan membantu kedua orang tua. Secara lebih khusus, contoh dari pembagian tugas ialah seperti ketika hendak membersihkan rumah. Ayah mencuci mobil, ibu mencuci pakaian, kakak mencuci piring, adik menyapu dan mengepel lantai. Adanya pembagian tugas ini akan membuat setiap anggota keluarga merasa ringan untuk mengerjakan tugasnya dan tidak ada keluhan terhadap beratnya tugas yang dilakukan olehnya.
3. Melakukan Diskusi Permasalahan Politik di Lingkungan Keluarga
Tingkat partisipasi politik yang baik dari suatu negara terlihat ketika rakyatnya peduli terhadap segala proses yang terjadi di dalam dunia perpolitikan negara itu. Peduli dalam arti bukan saja mendukung, tapi juga ikut mengawasi dan mengkritik apa yang terjadi di dalam dunia perpolitikan. Rakyat negara yang memiliki tingkat partisipasi politik tinggi terlihat dari perhatiannya terhadap berita atau kabar dari dunia politik dan menyadari pentingnya dinamika yang terjadi di dalam politik.
Di dalam keluarga pun, kita juga harus menunjukkan kepedulian tersebut. Terlebih keluarga merupakan unit terkecil dari sebuah negara. Di dalam keluarga, kita tidak perlu memikirkan segan atau takut untuk menunjukkan perhatian kita terhadap dunia perpolitikan. Secara lebih jauh, kita dapat mengajak keluarga kita untuk berdiskusi mengenai permasalahan politik sesuai dengan kebiasaan keluarga kita sehingga keluarga kita lebih peduli terhadap kondisi politik negara ini. Hal tersebut juga dapat melatih ketajaman cara berpikir keluarga kita.
4. Musyawarah Mufakat untuk Menyelesaikan Permasalahan Keluarga
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, untuk mengatasi rendahnya partisipasi politik dari masyarakat, maka diadakanlah sebuah prinsip baru dari politik, yaitu demokrasi musyawarah atau deliberative democracy. Musyawarah yang dimaksud, jika sesuai dengan apa yang terjadi di Indonesia, yaitu sesuai dengan nilai-nilai dasar pancasila, ialah musyawarah atau perembukan mengenai suatu masalah dan memutuskan solusi dari permasalahan tersebut melalui suara bulat atau mufakat.
Sama halnya dengan negara ini, di dalam keluarga seringkali kita membutuhkan musyawarah untuk memutuskan sesuatu secara tepat dan berkeadilan. Di dalam musyawarah ini, mufakat sangat penting untuk dicapai. Kita pun harus secara bersungguh-sungguh memikirkan hal yang hendak diputuskan. Kembali lagi ke poin pertama pembahasan ini, kita harus senantiasa menghormati apa-apa yang disampaikan oleh anggota keluarga yang lain dalam musyawarah itu. Jangan sekali-kali memotong ketika anggota keluarga lain menyampaikan pendapatnya.
5. Ikut Serta dalam Bingar Perpolitikan di Lingkungan Sekitar
Pada negara dengan partisipasi politik yang tinggi, kita dapat melihat hal tersebut melalui riuhnya seisi negara ketika terdapat suatu momen politik tertentu di dalam negara itu. Keriuhan yang dimaksud ialah sebagian besar warga negara mau mendiskusikan permasalahan politik dan ikut serta dalam berbagai kegiatan politik tersebut. Entah sebagai peserta aktif atau sebagai peramai.
Partipasi politik yang dimaksud hanya dapat dimulai dari keluarga masing-masing. Maka dari itu, salah satu contoh partisipasi politik di lingkungan keluarga ialah dengan ikut serta dalam riuhnya perpolitikan di lingkungan sekitar. Ikut serta bukan dalam arti negatif, tapi dalam arti positif. Contoh partisipasi masyarakat dalam sistem politik, khususnya di dalam keluarga yaitu dengan mengajak keluarga kita untuk ikut memilih pemimpin yang sesuai dengan idealisme kita, entah itu misalnya ketua kelas, ketua OSIS, ketua RT, presiden, dan lain sebagainya.
6. Mendorong Tiap Anggota Keluarga Agar Aktif dalam Kegiatan di Lingkungan
Kembali kita kepada pengertian dari politik itu sendiri, yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan mengenai kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Salah satu contoh partisipasi politik di lingkungan keluarga adalah dengan mendorong diri kita dan tiap anggota keluarga yang lain agar aktif di dalam kegiatan di lingkungan sekitar kita. Mengapa demikian? Karena dengan begitu kita juga ikut serta dalam menentukan arah hidup bangsa kita.
Misalnya, keluarga kita ikut serta dalam kerja bakti di lingkungan. Tentu lingkungan kita menjadi lebih bersih dan juga lebih sehat tentunya. Dengan lingkungan yang sehat, maka negara ini secara tidak langsung telah berhasil mencapai salah satu tujuan pembangunan nasional yang dimiliki olehnya.
7. Tiap Anggota Keluarga Diberi Kebebasan Menyampaikan Pendapat
Seperti yang telah penulis sampaikan sebelumnya, di dalam negara demokrasi, penting bagi kita untuk menyampaikan pendapat kita. Karena demokrasi sendiri berarti pemerintahan dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat. Maka dari itu, kita perlu menyampaikan isi pikiran kita sesuai kebutuhan. Salah satunya adalah di dalam keluarga. Keluarga yang memiliki partisipasi politik tinggi tentunya memberikan kebebasan pada setiap anggota keluarganya untuk menyampaikan pendapat. Maka dari itu, jangan sekali-kali kita takut untuk menyampaikan pendapat kita di dalam keluarga selama pendapat kita tidak menyalahi peraturan yang berlaku.
Penjelasan panjang di atas ialah uraian lengkap mengenai materi contoh dari partisipasi politik di lingkungan keluarga yang dapat penulis sampaikan kepada pembaca dalam kesempatan yang indah kali ini. Semoga dengan membaca artikel ini pembaca dapat memahami secara lebih tepat mengenai contoh dari partisipasi politik di lingkungan keluarga yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, dengan membaca artikel ini, kita juga dapat memahami secara lebih baik kondisi masyarakat di sekitar kita dalam menyikapi dunia politik. Sampai jumpa pada kesempatan yang lain dan semoga kesuksesan senantiasa mengiringi hari-hari para pembaca.