Pendekatan secara interaksi sosial merupakan salah satu proses yang bisa digunakan untuk membentuk suatu masyarakat dalam kehidupan bersosial. Interaksi sosial dapat didefinisikan sebagai hubungan sosial yang sejalan, sinergis ataupun dinamis. Hubungan sosial tersebut seperti hubungan antara satu individu dengan individu lainnya, satu individu dengan sebuah kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Yang mana pada hubungan sosial ini terdapat hubungan timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama.
Pentingnya interaksi sosial
Intinya, interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, yang artinya kehidupan bersama hanya bisa diwujudkan dengan adanya interaksi sosial untuk menghindari penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan kewenangan. Tanpa itu, maka kehidupan bersama tidak akan pernah ada.Pembentukan masyarakat dengan interaksi sosial tentunya akan dipengaruhi faktor-faktor yang mengindikasikan berhasil atau tidaknya proses interaksi sosial yang dilakukan. Apabila interaksi sosial yang dilakukan berhasil, maka pembentukan masyarakat pun juga akan berhasil dan begitu juga sebaliknya.
Adapun beberapa faktor proses terbentuknya masyarakat berdasarkan pendekatan interaksi sosial diantaranya adalah sebagai berikut :
1. The Nature of The Social Situation
The Nature of The Social Situation yaitu memberikan perilaku atau interaksi sosial kepada suatu individu sesuai dengan situasi individu tersebut. Dalam artian, interaksi yang kita berikan ketika dia sedang sedih atau berduka cita, berbeda dengan ketika dia sedang senang atau bersuka cita.
2. The Norms Prevailing in Any Given Social Group
The Norms Prevailing in Any Given Social Group yaitu kekuasaan norma-norma kelompok yang memiliki pengaruh terhadap terjadinya interaksi sosial antar individu. Contoh kongkritnya ialah kita (sebagai individu) dalam suatu masyarakat mau menaati norma-norma yang berlaku di dalamnya sehingga tidak menimbulkan kekacauan atau perselisihan seperti menjadi penyebab tawuran di masyarakat.
3. Their Own Personality Trends
Their Own Personality Trends yaitu setiap individu memiliki suatu tujuan yang nantinya akan berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Sebagai contoh ialah interaksi seorang murid dengan gurunya yang bertujuan untuk menimba ilmu pengetahuan di sekolah untuk mencapai cita-citanya kelak seperti fungsi guru BK di sekolah yang wajib membimbing muridnya sampai tamat sekolah.
4. A Person’s Transitory Tendencies
A Person’s Transitory Tendencies yaitu setiap individu melakukan interaksi menyesuaikan dengan kedudukan dan kondisinya yang bersifat sementara. Maksudnya kedudukan tersebut hanya akan bersifat sementara. Contohnya interaksi yang kita lakukan terhadap para tokoh-tokoh yang ada dalam masyarakat yang kita tinggali seperti ketua RT atau RW setempat.
5. The Process of Perceiving And Interpreting a Situation
The Process of Perceiving And Interpreting a Situation yaitu memiliki penafsiran terhadap situasi. Maksudnya adalah setiap individu memahami arti dari setiap situasinya yang berpengaruh bagi individu tersebut untuk melihat dan menafsirkan situasi tersebut. Contohnya apabila teman kita sedang marah, maka hal yang kita lakukan bukanlah mengkomporinya maupun menertawakannya agar semakin marah, namun bisa dengan cara menghindar ataupun meredakan amarahnya.
Setelah mengetahui akan faktor-faktornya, langkah selanjutnya adalah mengetahui dan memahami macam, ciri, dan syarat yang harus terpenuhi dalam interaksi sosial sehingga proses pembentukan masyarakat akan terjadi. Apabila ketiga komponen ini sudah terpenuhi dan dipahami sehingga bisa diterapkan, maka proses pembentukan masyarakat akan bisa dilakukan.
Berikut adalah syarat-syarat terjadinya interaksi sosial :
a. Syarat-Syarat Interaksi Sosial
Sedangkan syarat-syarat yang harus terpenuhi dalam suatu interaksi sosial, yang juga menurut Tim Sosiologi (2002) terdapat dua syarat antara lain:
b. Ciri-Ciri Interaksi Sosial
Ciri-ciri dari interaksi sosial menurut Tim Sosiologi (2002) terdapat empat macam antara lain:
c. Macam-Macam Interaksi Sosial
Menurut kedua pakar sosiologi, yaitu Maryati dan Suryawati (2003) terdapat tiga macam interaksi sosial antara lain:
Adapun bentuk-bentuk atau cara-cara interaksi sosial yang dapat dilakukan sebagai upaya pembentukan masyarakat, yang dikategorikan menjadi dua bentuk oleh Tim Sosiologi (2002), yaitu:
1. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif,
Interaksi sosial yang bersifat asosiatif yaitu bentuk interaksi sosial yang mengarah kepada bentuk-bentuk hubungan (asosiasi), seperti:
2. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif
Interaksi sosial yang bersifat disosiatif yaitu bentuk interaksi sosial yang mengarah kepada bentuk-bentuk konfik atau pertentangan, seperti:
[accordion]
[toggle title=”Baca juga artikel biologi lainnya :”]
[/toggle]
[/accordion]
Badan usaha berdasarkan wilayah negara adalah badan usaha yang mana didalamnya dapat dikelompokkan dari asal…
Pemerintahan suatu negara memiliki banyak lembaga yang bertanggung jawab atas berbagai aspek administrasi negara. Lembaga-lembaga…
Para pendiri bangsa telah berkomitmen untuk mewujudkan cita-cita besar bangsa Indonesia, salah satu wujud komitmen…
Dari sudut pandang etimologi, kata "Otonomi" berarti mengatur sendiri atau memerintah sendiri. Pengertian Otonomi Daerah dapat…
Komitmen di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai "Tanggung jawab", perilaku bertanggung jawab dapat…
Pasal 18 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik…