Apa itu Politik Mercusuar? Politik Mercusuar merupakan proyek pembangunan nasional yang bertaraf internasional di masa Presiden Soekarno pada era demokrasi terpimpin pada rentang tahun 1959-1966. Adapun tujuan demokrasi terpimpin dijalankannya politik mercusuar adalah untuk mendapatkan perhatikan dari negara lain bahwa Indonesia bisa maju dan mampu. Disisi lain, pada masa itu Soekarno juga berharap ada negara lain yang mau ikut serta menjalin hubungan persahabatan dan pembangunan.
Pada akhirnya politik mercusuar ini hanya untuk mengejar gengsi saja dan tentunya tidak efektif dan efisien sebagai kebijakan diplomasi dan sistem demokrasi di Indonesia pada masa itu. Jika dilihat dari anggaran biaya yang dikeluarkan dalam proyek ini, bisa dibilang menghabiskan banyak anggaran negara. Lalu, apa saja contoh politik mercusuar yang terjadi pada era demokari terpimpin oleh Soekarno?
1. Pembangunan Stadion Senayan
Dalam sejarahnya, Indonesia pernah mengalami dua kali kegagalan proposal terkait penyelenggaraan Asian Games kepada Asian Games Federation atau AGF. Setelah masa kemerdekaan, Indonesia mendapatkan peluang untuk bisa menyelenggarakan Asian Games yang keempat karena mendapatkan pampasan dari perjanjian dengan Jepang setelah perang. Adapun hasil perjanjian pampasan dengan Jepang berkisar 200.000.000 juta dollar AS. Dengan hasil yang sangat besar tersebut, tentunya presiden Soekarno memanfaatkan dengan sebaik-baiknya agar Asian Games ke-4 dapat diselenggarakan di Indonesia.
Pada 8 Februari 1960, secara resmi Presiden Soekarno meresmikan pembangunan Stadion bertaraf Internasional sesuai ketentuan dari AGF yang kini kita kenal sebagai Gelora Bung Karno yang telah beberapa kali mengalami renovasi. Contoh politik mercusuar proyek pembangunan stadion ini dikerjakan oleh ribuan orang untuk mengejar target dapat selesai sebelum pagelaran akbar tersebut. Pada tahun 1963 setelah pagelaran akbar se-Asia itu, Indonesia juga menyelenggarakan Games of New Emerging Forces atau dikenal sebagai GANEFO. GANEFO merupakan lomba kejuaraan di bidang olahraga dalam taraf Internasional yang diikuti sekitar 2000 altlet yang berasal dari 48 negara yang tersebar di Asia, Afrika, Amerika latin dan Eropa.
2. Pembangunan Hotel Indonesia
Setelah proposal penyelenggaraan Asian Games di Indonesia disetujui, Soekarno kemudian melakukan pembangunan-pembangunan lain sebagai pendukung, salah satunya adalah pembangunan Hotel Indonesia. Hotel Indonesia sendiri merupakan proyek pertama yang dilakukan sebelum pembangunan Stadion Senayan. Pembangunan Hotel Indonesia resmi dimulai pada tahun 1959 dan kemudian didaulat sebagai hotel mewah bintang 5 pertama satu-satunya di Indonesia pada masa itu. Hotel tersebut nantinya akan difungsikan sebagai tempat untuk menampung altit ataupun tamu-tamu yang berasal dari luar negeri selama pagelaran Asian Games. Dari sudut pandang lain, pembangunan HI ternyata merupakan langkah awal perkembangan pariwisata Indonesia.
3. Jembatan Semanggi
Sistem pemerintahan orde lama ditandai dengan banyaknya pembangunan nasional. Contoh politik mercusuar era Soekarno adalah proyek transportasi. Proyek tersebut terdiri atas proyek Jembatan Semanggi, pelebaran ruas jalan serta pembangunan by pass. Proyek Jembatan Semanggi merupakan salah satu bangunan yang monumental dan menjadi jembatan layang pertama di Indonesia. Tujuan proyek semanggi adalah untuk mengatur lalu lintas agar lebih baik, terutama di daerah Senayan yang pada saat itu semakin ramai. Berdasarkan sejarah, Jembatan Semanggi dapat dikatakan sebagai cloeverleaf bridge terbesar di Asia Tenggara pada saat itu.
Bersamaan dengan itu, Soekarno juga membangun Jakarta by pass dengan panjang sekitar 27 KM di sekitar area Pelabuhan Tanjung Priok menuju pusat Jakarta. Pelebaran jalan juga dilakukan di sekitar Jl. Thamrin dan Sudirman guna memperlancar arus. Selain itu, dibangun pula Jl. Cawang-Grogol sepanjang 14 KM.
4. Proyek Stasiun TV
Contoh politik mercusuar selanjutnya adalah lahirnya stasiun Televisi Republik Indonesia atau TVRI sesuai dengan SK Menteri Penerangan pada tahun 1961. Stasiun TV tersebut difungsikan untuk menayangkan pagelaran Asian Games. Meskipun pada saat itu pemancarnya masih kecil dan didukung oleh kamera sederhana serta tayangannya masih hitam putih. Akan tetapi penanyangan pembukaan Asian Games pada saat itu memukau penduduk Indonesia. Lahirnya TVRI kemudian menjadi sejarah baru bagi media penyiaran di Indonesia. Hal ini karena sebelumnya Indonesia menggunakan pesawat TV yang dibuat oleh Uni Soviet.
5. Pembangunan Monas
Proyek lainnya adalah pembangunan monumen nasional atau monas yang juga membutuhkan dana tidak sedikit. Pembangunan tersebut bertujuan untuk mengingat sejarah kemerdekaan Indonesia dan sebagai monumen kebangkitan bangsa Indonesia . Bersamaan dengan itu, monas hingga saat ini menjadi ikon ibu kota Provinsi di Indonesia. Tidak jarang ketika musim liburan tiba, masih banyak orang-orang yang berdatangan ke monas untuk berwisata sejarah.
6. Pembangunan Gedung MPR/DPR
Contoh selanjutnya adalah pembangunan gedung untuk MPR/DPR. Padahal jika dilihat dari fungsinya, pada masa itu gedung MPR/DPR belum terlalu penting karena rapat tentang pembangunan nasional diadakan dalam beberapa kali saja dalam sebulan. Bahkan, jika tidak ada kondisi yang mendesak atau evaluasi dari program kerja pun tidak diadakan rapat. Oleh karena itu, pembangunan gedung tersebut semata-mata sebagai bentuk bahwa pemerintah sanggup membangun gedung-gedung elit yang digunakan untuk rapat besar.
Dengan adanya contoh politik mercusuar di era Soekarno ini dapat disimpulkan bahwa pada era demokrasi terpimpin tersebut justru membebani anggaran. Proyek-proyek tujuan pembangunan demokrasi pada masa itu membuat keadaan ekonomi masyarakat menjadi berat. Hal ini dikarenakan pemerintah lebih mementingkan pembangunan untuk mengejar gengsi dan tidak mengatasi permasalahan kebutuhan masyarakat dan sarana untuk menunjang perekonomian rakyat seperti pembangunan pasar dan lain sebagainya. Pada akhirnya hal tersebutlah yang menjadi penyebab berakhirnya demokrasi terpimpin di Indonesia.