Lahirnya kebangkitan nasional Indonesia dilatarbelakangi oleh berbagai macam faktor antara lain kondisi politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pendidikan di masa itu. Faktor lainnya adalah berkembangnya dan meluasnya paham-paham baru di Eropa.
Kondisi Politik
Kondisi politik Indonesia sebelum lahirnya kebangkitan nasional sangatlah memprihatinkan. Hal ini disebabkan kekuasaan yang ditanam oleh pihak Kolonial di Indonesia selama berabad-abad lamanya melalui beberapa cara antara lain sebagai berikut.
- Mengurangi hingga menghapus sama sekali kekuasaan pribumi tradisional
- Raja-raja diangkat dan diberhentikan oleh Pemerintah Kolonial
- Adanya kontrak politik antara pihak raja-raja nusantara dengan Pemerintah Kolonial yang menyatakan bahwa daerah yang mereka kuasai harus diakui sebagai bagian dari kekuasaan Kolonial Belanda
- Para Bupati dan Lurah berstatus sebagai pegawai negeri Pemerintah Kolonial Belanda yang digaji dan harus taat terhadap kebijakan yang ditetapkan Pemerintah Kolonial
Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi Indonesia selama masa penjajahan pun tak kalah memprihatinkan. Kemiskinan, kelaparan, dan kesengsaraan merajalela di hampir seluruh pelosok tanah air.
Eksploitasi besar-besaran terhadap kekayaan alam dan tenaga manusia oleh Kolonial Belanda adalah sebab utama kondisi ekonomi Indonesia berada di dasar jurang.
Selain itu, sistem tanam paksa dan sistem ekonomi liberal yang diterapkan Kolonial Belanda semakin memperparah kondisi ekonomi Indonesia.
Kondisi Sosial-Budaya
Selain kondisi politik dan ekonomi, kondisi sosial-budaya pun mengalami tekanan yang luar biasa karena diterapkannya politik diskriminasi.
Politik diskriminasi dalam masyarakat yang diterapkan Kolonial Belanda di Indonesia berdasarkan ras, golongan, dan suku bangsa mengakibatkan masyarakat Indonesia dibagi ke dalam beberapa kelas sosial, yaitu kelas pertama atau kelas atas, kelas kedua, dan kelas ketiga.
- Kelas pertama atau kelas atas terdiri atas bangsa kulit putih Eropa yang ada di Indonesia. Umumnya mereka memperoleh hak istimewa sekaligus perlindungan dari Kolonial Belanda yang dapat diterapkan pada rakyat kecil
- Kelas kedua atau kelas menengah terdiri dari golongan timur asing seperti Cina dan Arab
- Kelas ketiga adalah masyarakat pribumi
Kondisi Pendidikan
Pendidikan bangsa Indonesia selama masa kolonial tidak pernah mendapat perhatian Pemerintah Hindia-Belanda. Di masa itu, sekolah yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang bisa membaca dan menulis.
Adapun di masa ekonomi liberal, pendidikan yang didirikan hanya ditujukan untuk mendidik para mantri cacar dan kolera sebagai upaya untuk menangani wabah cacar dan kolera.
Baru di masa politik etislah sekolah yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda disesuaikan dengan status sosial yang ada dalam masyarakat dan jauh dari kepentingan Pemerintah Hindia Belanda.
Para pelajar yang berhasil mengenyam pendidikan yang lebih baik memperoleh banyak wawasan, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Wawasan tentang situasi dan kondisi di berbagai negara dan membandingkannya dengan negara sendiri
- Wawasan tentang berbagai paham yang tumbuh dan berkembang di Eropa dan Asia Afrika seperti nasisonalisme, liberalisme, sosialisme, dan demokrasi
- Wawasan tentang pergerakan nasionalisme di berbagai negara
Pengetahuan atau wawasan terutama yang berkaitan dengan paham baru nasionalisme dan pergerakan nasional kemudian coba diterapkan di Indonesia.
Paham nasionalisme atau paham kebangsaan yang menitikberatkan pada cara pandang masyarakat terhadap negara dan bangsa sebagai satu kesatuan mulai dikenalkan oleh para pelajar kepada masyarakat.
Hal ini merupakan upaya para pelajar untuk mengubah cara pandang masyarakat sebelumnya bersifat kedaerahan menjadi bersifat nasional serta menumbuhkembangkan semangat persatuan dan kesatuan sebagai upaya mencapai keberhasilan cita-cita Indonesia yang merdeka.
Para pelajar kemudian mewujudkan upaya-upaya tersebut ke dalam bentuk Pergerakan Nasional yang ditandai oleh berdirinya berbagai organisasi kepemudaan, salah satunya Budi Utomo yang merupakan perintis kebangkitan nasional di Indonesia.
Adapun tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia yang juga tokoh pendiri Budi Utomo antara lain dr. Wahidin Soedirohusodo, dr. Soetomo, dan Goenawan Mangoenkoesoemo.