ASEAN (Association of South East Asia Nation) atau perhimpunan bangsa-bangsa yang terletak di wilayah Asia Tenggara didirikan pada 8 Agustus 1967. Tujuan didirikannya ASEAN adalah untuk bekerja sama di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi, pendidikan, dan bidang lainnya; untuk memajukan perdamaian dan stabilitas regional, dengan tetap menghormati keadilan dan hukum, dan mematuhi prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Kawasan ASEAN berpenduduk lebih dari 600 juta jiwa dan meliputi wilayah seluas 1,7 juta mil persegi (4,5 juta km persegi). ASEAN menggantikanAssociation of South East Asia (ASA), yang telah dibentuk oleh Filipina, Thailand, dan Federasi Malaya (sekarang bagian dari Malaysia) pada tahun 1961. Di bawah bendera perdamaian kooperatif dan kemakmuran bersama, proyek utama ASEAN berpusat pada kerjasama ekonomi, promosi perdagangan antara negara-negara ASEAN dan antara anggota ASEAN dan seluruh dunia, dan program untuk penelitian bersama dan kerjasama teknis di antara pemerintah anggota.
Agak lemah di tahun-tahun awalnya, ASEAN mencapai kohesi baru pada pertengahan 1970-an menyusul perubahan keseimbangan kekuatan di Asia Tenggara setelah berakhirnya Perang Vietnam. Pertumbuhan ekonomi yang dinamis di kawasan selama tahun 1970-an memperkuat organisasi, memungkinkan ASEAN untuk mengadopsi tanggapan terpadu terhadap invasi Vietnam ke Kamboja pada tahun 1979.
Pertemuan puncak pertama ASEAN, yang diadakan di Bali, Indonesia, pada tahun 1976, menghasilkan kesepakatan tentang beberapa proyek industri dan penandatanganan Treaty of Amity and Cooperation dan Declaration of Concord.
Untuk menandakan komitmen ASEAN terhadap diplomasi internasional, hak asasi manusia, dan nilai-nilai demokrasi, negara-negara anggotanya menandatangani Piagam ASEAN pada tahun 2007. Setelah diratifikasi oleh 10 negara anggota, piagam tersebut mulai berlaku pada Desember 2008. Antara lain, piagam tersebut diberikan badan hukum di ASEAN, meningkatkan frekuensi pertemuan puncak ASEAN, dan membentuk Komisi Antarpemerintah ASEAN tentang Hak Asasi Manusia.
Sebuah sekretariat tetap diletakkan di Ibukota Indonesia yaitu Jakarta dipimpin oleh seorang sekretaris jenderal, yang posisinya dirotasi setiap lima tahun. Organisasi ini mencakup sejumlah komite, termasuk komite teknis di bidang keuangan, pertanian, industri, perdagangan, dan transportasi. Komite dilengkapi dengan kelompok kerja yang dipimpin oleh para ahli dan berbagai organisasi sektor swasta.
Karena perhimpunan dari Bangsa yang ada di Asia tenggara dimana Indonesia masuk ke dalam kawasan tersebut, menjadikan Indonesia salah satu negara yang masuk ke dalam naungan lembaga tersebut. Dan apa saja peranan Indonesia dalam ASEAN, tepatnya di bidang sosial?
Indonesia berperan penting dalam kerjasama negara-negara ASEAN di bidang sosial dan budaya. Beberapa contohnya adalah:
- Indonesia dan negara-negara ASEAN melakukan pertukaran dan kerjasama pelajar dan mahasiswa setiap tahun.
- Indonesia juga memberikan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi di negara-negara yang terkena dampak konflik.
- Indonesia dan beberapa negara lain bekerja sama untuk mencegah penyebaran virus, seperti menangani wabah flu burung.
- Pemuda di Indonesia berpartisipasi dalam ASEAN Foundation for ASEAN Models (AFMAM) untuk memahami proses pengambilan keputusan dan berbagi masalah satu sama lain.
Dan berikut ini peranan Indonesia dalam bidang sosial :
- Partisipasi aktif dalam kegiatan budaya
Indonesia secara aktif terlibat dalam kegiatan budaya seperti partisipasi Indonesia dalam Warisan Budaya ASEAN (ACHDA).
Menurut situs resmi Warisan Budaya ASEAN, Indonesia telah menyumbangkan berbagai kekayaan budaya kepada ACHDA berupa artefak dan sejarah, meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap warisan budaya ASEAN.
- Kegiatan kemanusiaan untuk membantu negara-negara yang terkena bencana
Indonesia terlibat dalam kegiatan kemanusiaan untuk membantu negara-negara ASEAN yang dilanda bencana.
Indonesia secara rutin berkontribusi membantu penanggulangan bencana di Thailand, Vietnam, Kamboja, Filipina, dan Laos. Indonesia juga telah memberikan bantuan kepada Myanmar sebesar US$200.000 untuk memerangi COVID-19, kata sekretariat negara ASEAN seperti dikutip Sekretariat Nasional ASEAN.
- Membantu penyelesaian negara yang sedang berkonflik
Indonesia secara aktif turut serta dalam penyelesaian konflik negara-negara di ASEAN, contohnya konflik Kamboja-Vietnam. J. Soedijati Djiwandono dalam Indonesia’s Post Cold War Foreign Policy (1994) menyebutkan politik Indonesia bebas dan aktif yang tidak berpihak pada blok ideology mana pun seseungguhnya tidak identik dengan ketidakterlibatan.
Hal tersebut membuat Indonesia menjadi negara yang netral dan satu-satunya negara ASEAN yang tidak terlibat dalam perang Vietnam. Kedudukan yang netral membuat Indonesia berhasil menjadi mediator antara Kamboja dan Vietnam, sehingga kedua negara tersebut berdamai.
- Turut serta menyelenggarakan kegiatan pendidikan di kalangan anak muda
Indonesia turut serta dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan di kalangan anak muda. Contohnya adalah kegiatan pemilihan Duta Muda ASEAN, pertukaran pelajar, beasiswa ASEAN Scholarship, dan komunitas anak muda seperti ASEAN Youth Expo.
- Indonesia Turut menegakan hak asasi manusia di ASEAN
Indonesia turut serta menegakan hak asasi manusia di ASEAN dengan aktif bergabung dalam AICHR. Dilansir dari situs resminya, ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR) adalah lembaya menyeluruh yang bertanggung jawab untuk pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia (HAM) di ASEAN.
AICHR memiliki 10 perwakilan yang ditunjuk dari masing-masing negara, salah satunya Indonesia. IHCR memperjuangkan penegakan HAM secara keseluruhan, baik hak anak, hak kebebasan berpendapat, hak kesehatan, dan sebagainya yang dibarengi oleh aksi kemanusiaan.