Budaya politik adalah suatu kebiasaan atau norma atau suasana yang terciptakan sengaja atau tidak sengaja oleh warga negara dalam memandang politik dan pemerintahan negaranya. Budaya ini berkembang biasanya dipengaruhi oleh beberapa hal misalnya, tingkat pendidikan, wilayah daerah, hingga sikap politik atau sikap para pejabat pemerintahan.
Para ahli membagi budaya politik ke dalam tiga bentuk atau partisipan. Yaitu keaktifan masyarakat suatu negara terhadap politik dan pemerintahannya. Tiga budaya politik tersebut adalah :
- Budaya Politik Apatis atau Parokial
- Budaya Politik Kaula
- Budaya Politik Partisipan
Sesuai dengan judul artikel yang diberikan maka artikel kali ini akan membahas tentang budaya politik apatis. Budaya politik apatis atau Ciri-Ciri Budaya Politik Parokial adalah budaya politik suatu masyarakat yang bila dilihat dari partisipasinya terhadap pemerintahan dan negara sangat rendah. Bahkan dapat dikatakan tidak tahu sama sekali. Mereka yang berada dalam kelompok ini bisa jadi karena tingkat pendidikannya yang rendah atau Fungsi Sosisalisasi Politik tidak menjangkaunya. Beberapa di antaranya disebabkan karena wilayahnya sangat terpencil. Jauh dari pemerintahan daerah dan ibu kota negara. Pengetahuan mereka akan sekelilingnya sangat kecil. Namun, ada pula budaya politik apatis yang tercipta dengan sengaja, misalnya karena kejenuhan masyarakatnya dengan politik dan merasa partisipasi mereka tidak lagi berguna. Beberapa contoh budaya politik apatis, adalah sebagai berikut.
- Masyarakat Tidak Mengetahui Keadaan di Sekelilingnya
Masyarakat yang tidak mengetahui keadaan di sekeliling, umumnya adalah masyarakat pedalaman atau daerah terpencil. Mereka hanya mengetahui segala sesuatu yang ada dalam lingkungan mereka saja. Perhatian terhadap objek-objek yang ruang lingkupnya terbatas. Karena wilayah yang terpencil, akses untuk mengetahui dan keluar dari tempat tinggal mereka hampir tidak ada. Beberapa wilayah yang seperti ini bahkan terkadang tidak tahu negara mana tempat mereka tinggal.
- Masyarakat Tahu Tetapi Tidak Mau Tahu
Contoh budaya politik yang terjadi pada masyarakat ini juga umumnya terjadi pada wilayah pedalaman. Mereka menganggap apapun yang terjadi pada dunia politik dan Struktur Organisasi Pemerintahan Desa dan tingkat lebih tinggi di mana mereka tinggal tidak ada hubungannya dengan kehidupannya. Baik atau buruknya pemerintahan atau situasi negara hampir tidak ada dampaknya bagi mereka.
- Masyarakat Tidak Mau Berpartisipasi dalam Kegiatan Politik
Masyarakat yang tidak mau berparitisipasi dalam kegiatan poltik juga merupakan contoh masyarakat yang tidak peduli. Mereka mengetahui adanya pemerintahan atau negara dan apa yang sedang terjadi, namun tidak mau melibatkan diri. Ini diakibatkan karena mereka jenuh dengan politik atau menganggap tabu politik. Misalnya masyarakat yang mengetahui adanya Jenis-Jenis Pemilu, seperti pemilihan kepala daerah atau pemilihan umum legislatif atau pemilihan presiden namun tidak mau ikut serta untuk memberikan pilihan. Hal ini sekarang sering disebut sebagai golongan putih (golput).
- Tidak Pernah Ada Demonstrasi Atau Unjuk Rasa
Demonstrasi atau unjuk rasa tidak selamanya negatif. Demonstrasi bisa merupakan tanda bahwa budaya politik berjalan sangat bagus. Masyarakat sangat peduli terhadap apa yang terjadi dan segala kebijakan pemerintah. Oleh karena itu mereka akan mengadakan unjuk rasa jika aspirasinya tidak tersalurkan melalui tempat sebagaimana mestinya. Masyarakat berunjuk rasa untuk menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap suatu kebijakan pemerintah. Jika suatu negara sepi dari demonstrasi, belum tentu karena kesejahteraan tercapai. Kemungkinan besar karena budaya politik apatis telah berkembang.
- Masyarakat Tidak Mampu Mengenal Sistem Politik
Contoh budaya politik selanjutnya adalah masyarakat tidak mengenal sistem politik negaranya. Ini umumnya juga terjadi pada masyarakat pedalaman. Namun bisa juga terjadi pada masyarakat yang lebih maju dengan tingkat pendidikan rendah. Masyarakat yang masih berorientasi pribadi. Yang terpenting buat mereka adalah terpenuhinya kebutuhan sehari-hari. Tidak penting untuk mengenal siapa kepala negara dan pemerintahannya.
- Masyarakat yang Hanya Mementingkan Diri Sendiri
Contoh budaya politk apatis yang keenam adalah masyarakat yang hanya mementingkan diri sendiri. Masyarakat dengan budaya ini tidak hanya ada pada masyarakat pedalaman. Sehingga mereka tidak mengenal dunia luar. Saat ini masyarakat kota dengan tingkat ekonomi atas juga bisa melakukan hal sama. Mereka sudah tidak mempedulikan lagi apa yang terjadi dengan negara dan politik. Yang terpenting adalah kesejahteraan diri. Siapapun yang berada di pemerintahan dan apapun kebijakannya tidak akan berpengaruh. Jika mereka menganggap ada yang berbenturan dengan kepentingannya, maka akan diselesaikan dengan uang.
- Hilangnya Semangat Nasionalisme
Hilangnya semangat Contoh Sikap Patriotisme dan nasionalisme pada generasi muda dapat menjadi penyebab budaya politik apatis. Generasi muda yang saat ini ada dan tidak fokus lagi dengan keadaan sekelilingnya. Generasi yang sibuk degan dirinya sendiri karena arus Dampak Globalisasi yang sangat besar. Generasi yang sehari-harinya dipenuhi oleh pikiran tentang fashion dan gaya hidup. Generasi yang seperti ini umumnya sudah tidak lagi mengetahui kejadian di lingkungannya. Kepeduliannya terhadap negara otomatis berkurang. Manfaat pendidikan kewarganegaraan dibutuhkan di sini.
- Tingkat Partisipasi Pemilu Yang Sangat Sedikit
Contoh budaya politik apatis yang paling menonjol dapat dilihat dari tingkat partisipasi politik warga dan masyarakatnya terhadap pemilihan umum. Pada budaya politik apatis, tingkat partisipasinya sangat rendah. Dari sejumlah warganya, bisa di bawah 30 %. Ini diakibatkan kurangnya sosialisasi jika mereka tinggal jauh dari pusat pemerintahan. Pengetahuannya tentang politik dan pemerintahan rendah. Namun, untuk masyarakat kota besar, partisipasi politik yang rendah umumnya merupakan sebagai ungkapan kekecewaan dan kejenuhan terhadap politik yang ada. Mereka beranggapan dengan pemilu tidak akan ada perubahan signifikan.
Demikian contoh budaya politik apatis yang diuraikan dengan jelas. Sebuah budaya politik yang seharusnya dihindari oleh negara seperti Indonesia. Karena partisipasi masyarakat sesungguhnya adalah alat untuk membuat Indonesia lebih baik dan lebih maju. Demi kesejahteraan bersama. Partisipasi masyarakat juga dapat menjadi kontrol atas jalannya pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Semoga artikel ini bermanfaat.