Konstruksi Filosofis Pendidikan Nasional Pancasila dalam Filosofi Indonesia Pembangunan Pendidikan Nasional. Konstruksi Filosofi Pendidikan Nasional Indonesia diharapkan menjadi kerangka yang dinamis dan kontekstual dalam pengembangan teori, praksis sistem pendidikan dan kebangsaan, serta referensi dalam memecahkan masalah pendidikan nasional dari sudut pandang filosofis. Jenis penelitian ini adalah studi filosofis, yaitu studi hermeneutik.
Citra ideal manusia Indonesia adalah fokus utama pengembangan dan implementasi sistem pendidikan nasional Indonesia. Konsep citra ideal dapat dibangun oleh Philosophical Construct of Pancasila National Education. Pancasila disebarkan oleh Bung Karno dan mengandung nilai-nilai superioritas ideal dan cukup luar biasa sebagai filosofi dasar negara yang sampai saat ini praktiknya yang tulus belum dicocokkan di berbagai bidang kehidupan. Pancasila perlu didukung dengan upaya oleh konstruk filsafat pendidikan nasional Pancasila sepeti dampak globalisasi.
Peran Pancasila Dalam Pendidikan
Kemerdekaan merupakan bangsa dengan banyak kelemahan dan bahkan disebut oleh beberapa orang sebagai bangsa yang gagal. Meskipun banyak Reformis yang mendukung liberalisme mungkin memiliki niat yang kuat untuk menyingkirkan Pancasila, mereka tidak memiliki keberanian moral untuk melakukannya. Apa yang mereka lakukan adalah untuk mengubah UUD 1945 untuk melaksanakan agenda mereka untuk liberalisme. Langkah pertama mereka adalah mengubah artikel Konstitusi dengan yang baru yang mendukung liberalisme seperti tujuan pendidikan kewarganegaraan.
Langkah mereka berikutnya tentu akan menargetkan Pembukaan yang menyebabkan Pancasila menghilang dari Konstitusi dan digantikan oleh konstitusi baru yang meningkatkan Individualisme dan Liberalisme sebagai panduan untuk Bangsa. Tapi mengapa Pancasila begitu penting bagi Indonesia? Ini penting karena itu adalah budaya, dan bukan politik, yang menentukan keberhasilan masyarakat. Hal ini telah dibuktikan dengan jelas oleh sejarah banyak negara di dunia dan situasi Indonesia saat ini sebagai akibat dari pengabaian warisan budayanya seperti pengertian pendidikan kewarganegaraan.
1. Pengajaran Akan Adanya Tuhan
Mengambil Pancasila dari PPKN sangat penting karena yang terakhir mengajarkan siswa hanya tentang urusan negara, dengan Pancasila tidak lagi digunakan sebagai referensi untuk membentuk perilaku. Perilaku yang baik juga terbentuk jika mereka memiliki pemahaman yang baik akan ketuhanan YME sebagaimana ada di dalam sila pertama. Argumen valid lainnya yang mendukung Pancaisla adalah bahwa di antara banyak kelompok etnis dan agama di Indonesia, ada perasaan kuat bahwa hanya Pancasila yang dapat menjamin tempat yang adil untuk setiap kelompok, bahkan jika itu adalah minoritas kecil. Hidup tidak akan didominasi oleh mayoritas besar.
2. Mengajarkan Cara Mendidik Sesuai Dengan Keadilan dan Adab Yang Baik
Bangsa perlu mengevaluasi kembali bagaimana pendekatannya menyebarkan nilai-nilai Pancasila dan bahwa kegiatan kemahasiswaan, termasuk Gerakan Pramuka Indonesia (OSIS) dan organisasi OSIS resmi, harus mengadopsi wawasan kebangsaan [pandangan kepulauan]. Lebih penting lagi, Pancasila harus dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, menunjukkan bahwa upacara pengibaran bendera tidak lagi wajib di sekolah.
3. Persatuan
Karena Indonesia sendiri terdiri dari beragam bangsa dan suku maka pancasila adalah salah satu pedoman wajib dalam wawasan pendidikan yang akan mengajarkan tentang persatuan sebagaimana yang dituangkan pada sila ketiga. Inilah yang di ajarkan dalam tuangan isi sila ketiga yaitu persatuan Indonesia.
4. Ajaran Untuk Bermusyawarah
Sesuai dengan isi sila ke 4 maka pendidikan yang didasarkan atas sila ke 4 akan mengajarkan untuk menghargai dan melakukan musyawarah dalam memecahkan segala permasalahan dan kasus pelik yang di hadapi oleh bangsa Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini adalah karya-karya “founding fathers” (terutama Bung Karno) Pancasila, dan karya-karya Ki Hajar Dewantara, Notonagoro dan Driyarkara tentang filsafat Pancasila, tentang pendidikan dan kebangsaan, dan dialog dengan karya-karya tokoh lain yang relevan, dan refleksi pada berbagai isu filosofi pendidikan nasional seperti contoh kebijakan publik dibidang pendidikan.
5. Mengajarkan Keadilan
Tidak ada yang boleh membeda bedakan status dalam pendidikan di Indonesia. Ini adalah cangkupan dari isi sila ke lima yang ada di Negara kita. Upaya-upaya ini membutuhkan kepemimpinan nasional yang kuat dan aktif, berkomitmen untuk pelaksanaan Pancasila sebagai warisan budaya kita dan sebagai Prinsip Dasar Republik. Seorang pemimpin yang mampu memberikan contoh kepada semua orang dan tim kepemimpinan lokal. Ini akan memotivasi orang untuk mencapai yang terbaik di setiap aspek kehidupan.
Itulah mengapa kepemimpinan nasional yang kuat sekarang harus secara serius memulai penerapan nilai-nilai Pancasila. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah merealisasikan semboyan bangsa Bhinneka Tunggal Eka atau Bhinneka Tunggal Ika. Ini berarti menghormati tempat dan kebebasan Individu selaras dengan kebutuhan persatuan sosial. Ini juga berarti pengakuan akan pentingnya setiap kelompok etnis dan agama dalam kesatuan nasional. Nasionalisme harus berbunga di taman Internasionalisme, sebagaimana dinyatakan oleh Bung Karno. Karena itu Pancasila berarti Harmoni dan bukan konflik dalam kehidupan.
Menurut Pancasila, upaya yang kuat harus dilakukan untuk menciptakan kemakmuran yang lebih tinggi bagi semua orang. Orang yang hidup di bawah garis kemiskinan tidak lagi ada di Indonesia; digantikan oleh Kelas Tengah yang kuat dan luas sebagai mayoritas penduduk. Semua orang harus memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik, tetapi politik harus berorientasi pada penciptaan masyarakat yang sejahtera. Kehidupan ekonomi harus mengembangkan daya saing nasional untuk memungkinkan bangsa berpartisipasi secara efektif dalam ekonomi internasional, dan menjadi bagian dari globalisasi tanpa membahayakan kepentingan nasional dan kehidupan masyarakat umum.