Indonesia adalah negara dengan banyak pulau yang dikelilingi oleh lautan yang menjadi jalur lalu lintas dunia, dan diapit oleh dua benua besar, Australia dan Asia. Pengetahuan tentang kondisi obyektif dan historis berkontribusi terhadap kesadaran negara kepulauan negara nusantara setelah Indonesia merdeka, yang melekat pada hak-hak negara kepulauan yang tentu saja berbeda dari negara-negara di benua itu seperti contoh keberhasilan pelaksanaan asas wawasan nusantara.
Pada tanggal 13 Desember 1957, Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa pulau-pulau dan laut di wilayah Indonesia merupakan kesatuan dan unit-unit teritorial yang berdaulat. Batas-batas laut teritorial (12 mil) diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung luar pulau. Deklarasi ini diikuti oleh UU No 4 / Prp 1960 tentang Perairan Indonesia menggantikan Territoriale Zee En Maritime Kringen Ordonantie pada tahun 1939. Dengan hukum, lebar Indonesia meningkat dari 2 juta km² menjadi 5 juta Km² di mana 65% adalah perairan atau lautan.
Konsep Wawasan Nusantara
Konsepsi wilayah Indonesia ini berkembang tidak hanya untuk menegaskan klaim kedaulatan teritorial saja tetapi juga untuk aspek-aspek dalam suatu wilayah yang perlu disinergikan untuk mencapai tujuan nasional. Ide ini mengawali konsep Nusantara Insight sebagai National Outlook yang melihat bangsa dan wilayah sebagai satu kesatuan yang harus diimplementasikan secara dinamis untuk mencapai tujuan nasional yang telah ditetapkan di tengah-tengah hubungan antar negara dan negara di dunia. Konsep Nusantara Insight kemudian diubah menjadi Dekrit MPR. IV / MPR / 1973 tentang GBHN di Bab II Surat E, Melalui GBHN, wawasan kepulauan menjadi semacam landasan bagi cetak biru pembangunan nasional. S
Selain itu, wawasan kepulauan menjadi bagian dari hirarki hukum dan peraturan di Indonesia sehingga memiliki konsekuensi yang mengikat dan operasional dalam berbagai kebijakan pembangunan, baik yang melibatkan tata kelola semua potensi nasional meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan yang Terintegrasi dengan aspek teritorialnya sehingga mendukung pelaksanaan kehidupan berbangsa, negara dalam mencapai tujuan nasional. Dengan demikian, wawasan kepulauan tidak hanya perspektif yang melihat ke dalam terhadap semua potensi kekuatan domestik, tetapi juga melihat ke luar di mana potensi disinergikan dan mendukung politik regional atau geopolitik Indonesia baik di kawasan maupun secara global.
Oleh karena itu, Nusantara Insight adalah doktrin nasional yang tidak hidup dalam gelas kosong, tetapi akan selalu dihadapkan pada berbagai kondisi dinamis, baik karena interaksi antar unsur di dalam negeri, maupun pengaruh perkembangan dunia. Indonesia memiliki proposisi nilai yang menarik. Selama 20 tahun terakhir, peningkatan produktivitas tenaga kerja, sebagian besar dari sektor-sektor tertentu daripada pergeseran umum dari pertanian, telah menyumbang lebih dari 60 persen pertumbuhan ekonomi negara itu. Produktivitas dan pekerjaan telah meningkat secara berurutan dalam 35 dari 51 tahun terakhir. Dan tidak seperti ekonomi “harimau” Asia, Indonesia telah tumbuh sebagai hasil dari konsumsi, bukan ekspor dan manufaktur seperti perbedaan ideologi pancasila ddan liberalisme. Negara kepulauan juga mengalami urbanisasi dengan cepat, meningkatkan pendapatan. Pada tahun 2030, Indonesia akan menambah 90 juta orang ke kelas konsumen lebih banyak daripada negara lain kecuali Cina dan India.
Unsur Wawasan Nusantara
Ada beragam unsur wawasan nusantara dan beberapa diantaranya adalah:
1. Ekonomi kepulauan
Namun demikian, untuk memenuhi sasaran pemerintah sebesar 7 persen per tahun pada tahun 2030, ekonomi harus tumbuh lebih cepat. Dengan adanya tren saat ini, McKinsey Global Institute memperkirakan bahwa Indonesia harus meningkatkan pertumbuhan produktivitas menjadi 4,6 persen setahun 60 persen lebih tinggi daripada selama dekade terakhir. Di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang ketidaksetaraan, negara juga harus memastikan bahwa pertumbuhan bersifat inklusif dan mengelola ketegangan bahwa kelas konsumen yang berkembang pesat akan menempatkan pada infrastruktur dan sumber daya.
Tentu saja, Indonesia harus mengatasi masalah-masalah terkenal seperti birokrasi dan korupsi yang berlebihan, akses terhadap modal, dan kemacetan infrastruktur. Tetapi di samping itu harus mengatasi kesenjangan keterampilan yang akan datang; negara tersebut dapat, misalnya, mengembangkan pasar pendidikan swasta yang mungkin melipat empat, menjadi $ 40 miliar, pada tahun 2030. Jika pada saat yang sama Indonesia mengambil tindakan di tiga sektor utama di bawah ini, itu dapat menciptakan peluang bisnis sektor swasta senilai $ 1,8 triliun pada 2030.
2. Contur atau Wadah
Ini merupakan unsur wawasan nusantara yang berisikan beragam dari keanekaragaman kekayaan serta banyaknya populasi penduduk di Indonesia. Bahkan di Indonesia sendiri sangata banyak jenis dari organisasi kenegaraaan yang merupakan sebuah wadah yang digunakan sebagai bentuk perwujudan insfrastruktur politik.
3. Isi
Ini merupakan bagian dari aspirasi rakyat indnesia yang selalu emnenmpati bagian tertentu dan kian berkembang hingga mewujudkan adanya oersatuan dan kesatuan diantara rakyat di wilayah Indonesia seperti peran pancasila dalam pendidikan.
4. Conduct atau Tata Laku
Ini adalah hasil akhir dari wadah dan gabungan isi dan akan menghasilkan sebuah pola aktif berupa tatanan tingkah laku yang mencerminkan perbuatan serta tindakan bangsa Indonesia tersebut seperti faktor yang mendorong pancasila sebagai ideologi.
5. Layanan Konsumen
Indonesia menghadapi berbagai tantangan untuk pertumbuhan produktivitas – termasuk regulasi yang rumit dari layanan keuangan, infrastruktur transportasi yang buruk, dan hambatan masuk untuk pemain ritel baru dan batas ekspansi untuk yang sudah ada. Jika Indonesia mengatasi masalah ini, belanja konsumen bisa naik sebesar 7,7 persen setahun, menjadi $ 1,1 triliun, pada 2030.
6. Pertanian dan perikanan
Indonesia perlu meningkatkan produktivitas per petani sebesar 60 persen hanya untuk memenuhi permintaan domestik. Jika negara dapat meningkatkan hasil panen, mengurangi limbah pascapanen, dan beralih ke tanaman bernilai lebih tinggi, itu bisa menjadi pengekspor produk pertanian, memasok lebih dari 130 juta ton ke pasar internasional. Pendapatan dari sektor-sektor ini, bersama dengan pendapatan hulu dan hilir terkait, dapat meningkat sebesar 6 persen per tahun, menjadi $ 450 miliar, pada tahun 2030.
7. Energi
Permintaan tidak hanya untuk energi tetapi juga untuk sumber daya utama lainnya, seperti bahan dan air, kemungkinan akan meningkat dengan cepat hingga 2030. Indonesia dapat memenuhi hingga 20 persen dari kebutuhan energinya dengan beralih ke sumber tidak konvensional, seperti metana batu bara, biofuel generasi berikutnya, tenaga panas bumi, dan biomassa. Pendekatan ini juga dapat membantu meningkatkan produktivitas sumber daya misalnya, meningkatkan efisiensi energi negara dapat mengurangi permintaan energi sebanyak 15 persen.
Permasalahan Yang Muncul
Hari ini dunia menghadapi empat masalah penting, yaitu krisis kemanusiaan, perlambatan ekonomi, ketegangan regional, dan meningkatnya ancaman kejahatan transnasional. Menurut PBB, lebih dari 20 juta orang terancam kelaparan dan kekurangan makanan ekstrem di Yaman, Somalia, Sudan Selatan, dan Nigeria. Sementara UNICEF memperkirakan sebanyak 1,4 juta anak-anak berpotensi mengalami kekerasan dan terancam kelaparan pada tahun 2017. Gelombang pengungsian terbesar dalam sejarah setelah Perang Dunia II terjadi di mana jutaan orang Afrika dan eksodus Timur Tengah ke berbagai negara, terutama Eropa karena kemiskinan, konflik Internal serta peperangan.
- Masalah lainnya adalah tren perlambatan ekonomi dunia di mana pertumbuhan ekonomi pada 2016 turun menjadi 3,1%. Bayangan krisis ekonomi menghantui dunia ketika Eropa dilanda krisis keuangan, Yunani gagal membayar, diikuti oleh Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit).
- Di Asia, China memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya menjadi 6,5% dari 6,7% pada 2017, terendah dalam 25 tahun AS. Sedangkan di bawah Donald Trump menjadi kebijakan yang sangat proteksionis dari Central Amerika ekonominya. Bank atau The Federal Reservetelah dua kali menaikkan suku bunga ( Fed Fund Rate atau FFR) dalam 10 tahun terakhir.
- Suku bunga AS sebelumnya telah meningkat 0,25% pada bulan Desember 2016, dan saat ini berada di kisaran 0,5-0,75%. Peningkatan ini akan mempengaruhi stabilitas sistem keuangan dan kinerja ekonomi makro negara dengan ketergantungan ekonomi yang tinggi.
- Ketegangan di wilayah tersebut tidak hanya mengakibatkan tragedi manusia tetapi juga disertai dengan ancaman era Perang Dingin antara Barat dan Timur pada isu-isu melawan terorisme ISIS di Irak dan Suriah. Rusia dan Iran menjadi sekutu dekat rezim Bashar Al As ‘Ad yang tidak disukai oleh AS dan NATO.
- Sementara itu, Asia Pasifik juga dilanda ketegangan atas Korea Utara dan masalah nuklir China yang secara sepihak mengklaim wilayah Laut Cina Selatan ditemani oleh unjuk kekuatan militer di wilayah yang disengketakan.
- Potensi konflik Laut Cina Selatan akan berdampak langsung pada kepentingan nasional Indonesia mengingat klaim RRC ke wilayah yang mereka sebut zona nelayan tradisional yang terkait dengan wilayah kedaulatan Indonesia di perairan kepulauan Natuna.
- Perkembangan tatanan dunia global selalu menghadirkan dua sisi, yaitu peluang untuk mencapai kemajuan dan ancaman yang jika tidak diantisipasi dapat menjadi bumerang bagi kepentingan nasional. Kecenderungan perubahan dunia harus diamati secara kritis untuk penentuan posisi yang tepat untuk mengembangkan potensi domestik dan mengambil peran dalam tatanan dunia global.
- Indonesia adalah negara besar dengan berbagai potensi pendukung seperti wilayah geografis, posisi geografis, sumber daya manusia dan sumber daya alam yang harus dikelola dengan baik.
Dalam konteks itu konsep Wawasan Nusantara menjadi sangat relevan sebagai doktrin Dasar nasional yang ditransformasikan dalam desain berbagai kebijakan nasional lintas sektor dalam pembangunan nasional. sebagai negara besar Indonesia memiliki kondisi domestik yang sangat dinamis, baik secara sosiologis maupun politik. Ini tentu tantangan yang harus diatasi agar tetap kondusif dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam konteks itu konsep Wawasan Nusantara menjadi sangat relevan sebagai doktrin Dasar nasional yang ditransformasikan dalam desain berbagai kebijakan nasional lintas sektor dalam pembangunan nasional.