Kemajemukan sebenarnya bisa menjadi satu kekuatan untuk menguatkan bangsa, dan juga sebaliknya, kemajemukan bisa juga menjadi ancaman yang bisa menjadi malapetaka yang bisa menggerus integrasi bangsa, jika tidak dirawat sebaik-baiknya. Indonesia merupakan negara besar, yang dibangun diatas pondasi kemajemukan, yang menjadi penyebab terciptanya masyarakat majemuk dan multikultural meliputi Ras, Suku, Bahasa, Budaya, Agama maupun golongan yang sangat beragam. Oleh karena itu, tak heran jika bangsa Indonesia termasuk salah satu negara yang sangat rawan terjadinya konflik horisontal, yaitu konflik yang terjadi antar sesama warga negara Indonesia itu sendiri.
Kita tahu bahwa segala macam bentuk konflik yang membawa atas dasar kepentingan Suku, Agama, Ras dan Antar golongan, itulah yang biasanya kita kenal dengan sebutan SARA. Sebenarnya merupakan konsekuensi logis dari format hubungan masyarakat yang tidak harmonis. Merawat kemajemukan memang susah-susah gampang, susah tetapi tidak sesulit memindah gunung dan mudah tak segampang membalikan telapak tangan. Nah, artikel ini akan membahas bagaimana caranya merawat kemajemukan bangsa Indonesia.
Berikut adalah Cara merawat kemajemukan bangsa Indonesia :
Dalam kehidupan sosial berbangsa perbedaan adalah lumrah, tetapi perbedaan bukanlah halangan untuk terus bersatu, dan bukan pula alasan pembenar untuk berpisah. Semua warga negara yang mendiami Indonesia sudah seharusnya menyadari perbedaan itu, baik berbeda suku, ras, agama, dan golongan. Kita tidak harus memaksakan untuk menjadi sama, karena kita sama-sama memahami bahwa negara Indonesia lahir diatas perbedaan. Tidak ada lagi yang merasa sukunya paling hebat, dan tidak ada lagi ceritanya memaksakan kebenaran atas dalil kebenaranya sendiri.
Coba kita tengok kebelakang seperti peristiwa Ambon, Poso, Madura, dan yang paling anyar kerusuhan Tolikora. Semua peristiwa itu seharusnya tak perlu terjadi jika kita sama-sama meghormati perbedaan. Sudah tak terhitung lagi, berapa ratus jiwa yang harus gugur sia-sia atas nama perbedaan di negara yang katanya ‘Berbeda tetap satu’ ini. Oleh karena itu, sekarang saatnya berangkulan, dan kita sebagai warga negara sama-sama menjunjung toleransi antar sesama dan menghormati perbedaan.
Sudah banyak sekali kekarasan berdalih agama, kekerasan ini sebenarnya berangkat dari ruang keegoisan yang menganggap golongannya sendiri paling benar. Indonesia sendiri secara terbuka mengakui 5 agama sebagai agama resmi masyarakatnya, oleh sebab itu, antar sesama umat beragama sudah sepantasnya saling menghormati dengan sama-sama memberikan ruang untuk menjalankan hak dan kewajiban sebagai pemeluk agama yang taat dan mematuhi berbagai macam macam norma.
Semua golongan, ras, agama dan suku tentulah memiliki kepentingan, akan tetapi kepentingan Negara harus selalu diprioritaskan, karena adanya Indonesia bukanlah warisan dari nenek moyang sebelah pihak semata, bukan warisan dari suku A maupun suku B, akan tetapi Indonesia lahir dari rahim perjuangan berdarah, yang darinya (founding father) mereka rela melepas jubah dan bendera golongannya masing-masing demi tegak dan kokohnya Indonesia. Jadi, sekarang sudah waktunya mengesampingkan kepentingan golongan, karena kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia inilah yang paling utama dari kepentingan apapun.
Bhinneka Tunggal Ika sebagai motto bangsa kita tempatkan bukan menjadi penghias lambang negara belaka. Bhinneka tunggal ika harus tetap digenggam seerat-eratnya, untuk menjaga keharmonisan sosial. Walaupun kita tercipta diatas perbedaan tetapi tetaplah mempunyai satu tujuan yang sama, satu cita-cita yang sma, dengan menciptakan satu keharmonisan hidup. Untuk mewujudkan itu, falsafah ini harus benar-benar dipegang kuat dan dipahami oleh masyarakat, dengan memanifestasikanya dalam bentuk nyata setiap hari. Perbedaan dari kelompok minoritas tidak harus selalu dikerdilkan dengan menghakimi sesuka hati, tetapi semuanya harus di rangkul menjadi satu kekayaan dalam ruang kebhinnekaan.
Sebagai otoritas tertinggi dari negara, peran turut serta pemerintah untuk merawat kemajemukan juga sangat dibutuhkan. pemerintah di tuntut untuk menciptakan suatu kebijakan yang jelas, bersifat mengikat, yang mampu menjadi daya paksa masyarakat. Sehingga antara kebijakan pemerintah dan kesadaran masyakat menjadi satu pondasi yang kokoh untuk membentengi terjadinya konflik dan penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan kewenangan. Pemerintah harus tegas dan jelas, dengan menutup celah yang bisa digunakan oknum yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan kekerasan berdalih penyelamatan suku maupun agama.
Manakala terjadi konflik horisontal sebenarnya musuh yang akan di hadapi sejatinya adalah saudara-saudara kita setanah dan air yang sama, maka kepedulian masyarakat teramat penting untuk sama-sama memberikan kesadaran, sehingga tercipta satu tatanan kehidupan sosial yang aman raharja, tanpa harus dibayang-bayangi ketakutan konflik saudara. Itu bisa diterapkan seandainya tumbuh kesadaran penuh dari masyarakat tentang pentingnya menanamkan nilai-nilai berbangsa dan bernegara. Serta merawat dan menggenggam kebhinnekaan dalam bingkai Indonesia dan menghindari penyebab lunturnya bhinneka tunggal ika.
Semangat sekterian harus dihilangkan karena itu hanya akan memunculkan ambisi sesaat dan berkutat di kebenaran relatif, justru yang harus digenggam adalah semangat ke-Indonesia-an dengan merawat kemajemukan menjadi kekayaan bangsa.
Itulah tujuh cara merawat kemajemukan. Diatasa tanah dan air yang kita sepakati bernama Indonesia inilah harusnya kita patut bersyukur diberikan modal luar biasa beruapa keberagaman dan perbedaan dengan terbentang beraneka macam suku, agama, ras, budaya, bahasa, dan etnis yang semuanya bisa menjadi kekayaan luar biasa, jika disikapi dengan arif dan bijaksana.
[accordion]
[toggle title=”Baca juga artikel ppkn lainnya :”]
[/toggle]
[/accordion]
Badan usaha berdasarkan wilayah negara adalah badan usaha yang mana didalamnya dapat dikelompokkan dari asal…
Pemerintahan suatu negara memiliki banyak lembaga yang bertanggung jawab atas berbagai aspek administrasi negara. Lembaga-lembaga…
Para pendiri bangsa telah berkomitmen untuk mewujudkan cita-cita besar bangsa Indonesia, salah satu wujud komitmen…
Dari sudut pandang etimologi, kata "Otonomi" berarti mengatur sendiri atau memerintah sendiri. Pengertian Otonomi Daerah dapat…
Komitmen di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai "Tanggung jawab", perilaku bertanggung jawab dapat…
Pasal 18 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik…