Ekstrimisme merupakan paham atau keyakinan yang begitu kuat terhadap suatu pandangan, melebihi batas kewajaran dan melanggar hukum yang berlaku. Dalam pengertian lain, ekstrimisme merupakan sebuah doktrin baik itu politik ataupun agama untuk menggerakkan aksi dengan berbagai cara demi mewujudkan tujuannya. Cara yang digunakan biasanya berupa gerakan yang keras dan fanatik untuk mencapai sebuah tujuan.
Akibatnya, ekstrimisme bukanlah sifat-sifat hak asasi manusia, sehingga sering menimbulkan pertentangan-pertentangan antara satu dengan yang lain dan perasaan saling mencurigai sehingga memancing adanya perpecahan. Lalu, apa saja contoh sikap ektrimisme tersebut. Berikut ulasannya! Contoh sikap ekstrimisme, adapun beberapa contoh sikap ekstrimisme di sekitar kita, diantaranya :
- Ekstrimisme pada agama
Seperti kita ketahui, ekstrimisme tidak bisa terlepas dari agama. Mereka tidak mengetahui dengan benar arti toleransi dan begitu fanatik. Seseorang dengan sikap ekstrimisme pada agama tak segan-segan akan mewajibkan orang lain untuk melakukan sesuatu yang tidak diwajibakn oleh Allah. Ia pun sering bersikap kasar bukan pada tempat dan masanya apalagi jika yang diperdebatkan adalah masalah akidah.
Ia mengkafirkan orang lain, menghalalkan darah dan harta benda, mengkafirkan orang-orang yang melakukan dosa besar serta mengkafirkan orang yang tidak menerima fikiran mereka atau yang tidak bergabung dalam jemaah mereka. Seseorang dengan paham ekstrimisme adalah orang yang keras dalam pergaulan dan kasar dalam bertutur kata sehingga bisa saja dikatakan sebagai pelanggaran hak asasi manusia.
- Ekstrimisme pada sosial
Selain agama, contoh lainnya adalah sikap ekstrimisme pada sosial. Misalnya saja ketika seseorang yang begitu fanatik kepada ssatu pendapat, maka ia tidak akan memperdulikan pendapat orang lain. Ia tidak akan pernah memperhatikan kepentingan manusia ataupun tujuan-tujuan lain.
Bahkan untuk berlapang dada mengadakan perbincangan dengan orang lain demi menngambil pendapat yang lebih kuat dari alasannya, ia akan menolak. Seseorang dengan ekstrimisme sepeti ini hanya akan sibuk berprasangka buruk pada orang lain, menghiraukan contoh hak dan kewajiban warga negara dan menuduh dengan alasan yang tidak berasas.
- Ekstrimisme pada suku adat
Ekstrimisme juga tidak bisa terlepas dari perihal suku adat seseorang. Seseorang dengan sikap ekstrimisme yang tinggi pada suku adat tidak akan memperdulikan, menghormati ataupun menghargai suku adat lain. Ia pecaya bahwa semua kelompok memiliki adat masing-masing sehingga orang lain tidak perlu ikut campur mengenai tradisi mereka.
- Ekstrimisme pada politik
Sikap ekstrimisme juga bisa ditunjukkan dari segi politik. Seperti kelompok teroris di Amerika Serikat, yakni kelompok Patriot/Neo Nazi yang berjumlah 5-12 juta orang. Mereka bangga dengan ras kulit putih sehingga menganggap bahwa kelompok miskin merupakan akibat dari imigran dari ras kulit hitam. Paham yang sama juga ditunjukkan oleh Australia yang menganut One Nation Party.
Mereka menganggap bahwa orang berkulit putih memiliki derajat lebih tinggi daripada yang berkulit hitam. Seseorang dengan kulit hitam itu rendah, miskin, tidak memilki contoh hak asasi politik dan memiliki pandangan yang negatif. Padahal hal ini sudah diatur dalam landasan hukum persamaan kedudukan warga negara di UUD 1945.
Seseorang dengan sikap ekstrimisme tidak akan pernah membuka jalan pikirannya dengan benar atau terbuka mengenai pemikiran dan pendapat pihak lain (close mind). Ia tidak akan mau melihat bahwa dunia sudah berubah dan tidak menghiraukan hakikat pembelaan negara karena hanya memfokuskan diri pada intepretasi pribadi yang berlebihan dan susah berempati dengan pandangan orang lain. Demikian contoh sikap ekstrimisme di sekitar kita, semoga tidak ada lagi sikap ekstrimisme sehingga upaya menjaga keutuhan NKRI lebih maksimal, semoga bermanfaat.