Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang resmi didirikan pada tanggal 15 Februari 1958 oleh Letkol Ahmad Husein dengan anggota-anggotanya telah menyebabkan banyak sekali luka pada masyarakat. Banyak korban yang berjatuhan saat itu demi menghentikan pemberontakan saat melakukan upaya penumpasan PRRI baik dari warga sendiri, pihak APRI, tentara, polisi, anggota PRRI dan sipil. Selain itu, gerakan PRRI yang bertentangan dengan arti dan peranan lambang garuda pancasila dalam terbentuknya ini juga membawa dampak bagi Indonesia pada umumnya dan warga Sumatera khususnya. Dampak ini tak hanya berakibat pada sektor ekonomi, namun juga dalam sisi politik dan sosialnya. Lalu apa saja dampak dari adanya gerakan PRRI tersebut? Berikut ulasannya!
Dampak Gerakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)
- Jatuhnya korban jiwa
Adanya gerakan PRRI yang berlangsung dalam jangka waktu lama seperti proses pemberontakan RMS ini menimbulkan terjadinya pertumpahan darah dimana-mana sehingga mengakibatkan banyak sekali korban jiwa yang jatuh. Dari pihak PRRI sendiri, korban yang jatuh kurang lebih sebanyak 22.174 jiwa, 4.360 mengalami luka-luka dan 8.072 orang ditahan. Sedangkan dari pihak APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia) pusa, telah merenggut 10.150 jiwa meninggal dunia yang terdiri dari 2.499 tentara, 956 anggota OPR, 274 polisi dan 5.592 orang sipil.
- Keadaan ekonomi terganggu
Ketika gerakan ini terjadi, maka secara otomatis terjadi ketidakseimbangan pada roda perekonomian masyarakat. Jika perekonomian masyarakat lumpuh, berhenti pula pergerakan manusia diekitarnya. Kegiatan ekonominya lebih terarah pada sektor konsumsi daripada produksi sehingga hal ini mengakibatkan banyak terjadinya masalah. Sebab keuangan saat itu sedang tidak stabil lalu ditambah dengan berhentinya perekonomian masyarakat.
- Pembangunan terhenti
Pembangunan yang sejatinya harus berjalan dengan baik menjadi berhenti di tengan jalan. Dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain, daerah di Sumatera mengalami krisis pembangunan sehingga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Pembangunan sendiri lumpuh akibat dari dampak masyarakat yang lebih tertarik pada kegiatan konsumi daripada membuat produk sendiri.
- Penurunan sumber daya manusia
Selain ekononi, penurunan intelektual pada warga di daerah Sumatera juga menjadi dampak adanya pergerakan PRRI. Hal ini dikarenakan, selama terjadi pergerakan yang disertai dengan perang senjata tersebut, banyak masyarakat yang memilih untuk pindah ke tempat yang lebih aman. Sehingga warga yang latar belakangnya memiliki pengetahuan dan potensi terbaik lebih memilih untuk tinggal di darah lain. Akibatnya kita menjadi kekurangan potensi-potensi SDM yang mumpuni untuk ikut membangun ekonomi saat itu.
- Hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat terganggu
Adanya pergerakan PRRI yang tujuannya sama dengan tujuan pemberontakan PKI dan tujuan pemberontakan DI / TII juga membawa dampak yang signifikan bagi hubungan politik luar negeri Amerika Serikat dengan Indonesia. Ketidakharmonisan ini terjadi karena adanya dukungan Amerika terhadap pemberontakan yang terjadi di Indonesia. Dukungan ini terbukti ketika pesawat pengebom B-26 yang dikemudikan oleh pilot bernama Allen Pope jatuh tanggal 18 Mei 1958 di sekitar Ambon.
- Hubungan Indonesia dengan Malaysia terganggu
Selain hubungan dengan Amerika Serikat yang tidak membaik, hubungan Indonesia dengan Malaysia juga terganggu. Malaysia yang baru merdeka pada tahun 1957 mendukung gerakan PRRI dengan menjadi negara pemasok senjata bagi pasukan PRRI. Selain itu, Filipina, Singapura, Korea Selatan dan Taiwan juga terbukti mendukung pergerakan PRRI.
- Kesadaran berotonomi
Selain dampak-dampak yang bersifat negatif, pergerakan PRRI juga menimbulkan dampak positif diantaranya adalah menimbulkan kesadaran pimpinan negara bahwa Indonesia terdiri dari berbagai pulau dalam satu unsur-unsur negara kesatuan republik Indonesia. Untuk itu penting bagi mereka untuk mendapatkan hak otonomi yang luas bagi setiap daerah yang ada di Indonesia. Dimana hak otonomi tersebut disesuaikan dengan potensi dan kemampuan masyarakat di daerah itu sendiri. Dengan demikian, mereka dapat mengembangkan potensi yang ada di daerahnya sebagai upaya menjaga keutuhan NKRI dan pergerakan semacam ini tidak terjadi lagi. Demikian dampak adanya gerakan PRRI, semoga bermanfaat.