Indonesia menganut sistem pemerintahan dengan ciri-ciri negara demokrasi. Oleh karena itu di dalamnya terdapat pembagian kekuasaan. Terdapat lembaga negara sebelum dan sesudah amandemen yang mempunyai tugas dan fungsi masing-masing, seperti legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Sementara untuk wilayahnya yang luas, Indonesia memberlakukan prinsip-prinsip otonomi daerah, dimana hubungan pemerintahan pusat dan daerah diatur oleh undang-undang mulai dari konstitusi, UUD 1945 hasil amandemen.
Lembaga negara yang ada beserta semua yang terlibat di dalamnya, dikenal sebagai contoh suprastruktur politik. Di luar hal tersebut ada contoh infarastruktur politik, yang salah satunya adalah partai politik. Partai politik yang kita akan bahas dalam artikel kali ini.
Dalam artikel contoh partai politik di Indonesia dibagi menjadi 3 masa, yaitu pelaksanaan demokrasi masa orde lama, masa ciri-ciri pemerintahan orde baru, dan masa pemerintahan reformasi yang berlangsung sampai kini. Sebelumnya. hendaknya kita mengetahui fungsi partai politik terlebih dahulu.
Fungsi partai politik menurut UU Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Perubahan atas UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang partai politik, yaitu :
1. Fungsi Partai Politik Sebagai Sarana Pendidikan
Partai politik sebagai sarana pendidikan yang dimaksud adalah mendidik semua warga negara untuk mengetahui kondisi negaranya. Setelah itu setiap warga negara diharapkan memahami apa hak dan kewajibannya sebagai warga negara Indonesia.
2. Menciptakan Iklim Negara yang Kondusif
Partai politik dapat dikatakan sebagai penyeimbang. Fungsinya adalah menciptakan iklim negara yang kondusif. Partai politik seharusnya dapat menjadi penyaring pemerintahan dan menjaga persatuan dan kesatuan seluruh rakyat Indonesia. Iklim kondusif yang diciptakannya akan membuat tujuan pembangunan nasional tercapai.
3. Partai Politik Penyerap, Penghimpun, dan Penyalur Aspirasi
Wilayah Indonesia dangat luas. Penduduk dan warga negara Indonesia sangat beragam. Salah satu negara dengan keragaman terbesar di dunia. Oleh karena itu, partai politik seharusnya berfungsi dapat menyerap da menghimpun aspirasi dari setiap golongan warga negara yang diwakilinya. Setelah dihimpun, aspirasi tersebut disampaikan atau disalurkan kepada pemerintahan atau melalui lembaga legislatif di mana mereka berada.
4. Partai Politik sebagai Bentuk Partisipasi Politik warga Negara
Negara yang demokrasinya berjalan baik dilihat dari tingkat partisipasi warga negara. Ciri-ciri budaya politik partisipan membutuhkan banyak warga negara yang mendukungnya. Di sini partai politik berfungsi mengajak lebih banyak orang untuk terlibat dalam kemajuan negaranya meskipun sedikit.
5. Rekrutmen
Partai juga menjalankan fungsi sebagai rekrutmen orang-orang dan pemimpin yang menduduki jabatan di lembaga-lembaga negara.
Sepanjang masa kemerdekaan Indonesia, dapat disebutkan ada lebih 100 partai politik yang pernah ada. Partai-partai ini berkembang dalam jumlah besar dan menjadi sedikit tergantung UU atau kebijakan politik pemerintah yang sedang berkuasa. Oleh karena itu, contoh partai politik di sini dibagi menjadi 3 masa pemerintahan.
Contoh Partai Politik di Masa Pemerintahan Orde Lama
Selama 20 tahun masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia hanya pernah satu kali menyelenggarakan pemilu atau pemilihan umum. Ini dikarenakan di awal pemerintahan, Indonesia sibuk dengan berbagai kelengkapan negara yang baru merdeka, perjuangan mempertahankan kemerdekaan melawan sekutu yang membonceng Belanda, dan mengatasi berbagai pemberontakan yang terjadi di berbagai wilayah. Sementara itu, mendekati tahun 1960-an, kondisi politik Indonesia agak sedikit kacau dengan berbagai penyimpangan.
Pemilu pada masa pemerintahan Orde Lama dilaksanakan tahun 1955. Fungsi pemilu ini diikuti oleh sekitar 172 partai. Jumlah yang sangat banyak dan tidak efektif sebenarnya. Masing-masing partai lebih mementingkan kelompok dan golongannya. Dari 172 partai yang ada, ada 4 partai besar sebagai pemenang pemilu, yaitu PNI, Partai Masyumi, Partau NU, dan PKI.
1. Partai Nasional Indonesia
Partai Nasional Indonesia atau lebih dikenal dengan sebutan PNI, telah berdiri sejak sebelum kemerdekaan. PNI merupakan salah satu organisasi yang berjuang melawan penjajah melalui jalan diplomasi. Partai ini berdiri resmi, 4 Juli 1927 dengan ketua Ir Soekarno. Melalui partai ini beberapa kali Soekarno kemudian diasingkan oleh penjajah Belanda.
Ketika kemerdekaan Indonesia telah diperoleh dan dikumandangkannya proklamasi, 17 Agustus 1945, PNI menjadi partai pertama yang resmi berdiri. PNI diresmikan keberadaannya dalam sidang PPKI yang ketiga atau terakhir, 22 Agustus 1945. Partai ini mempunyai ideologi nasionalisme.
2. Partai Masyumi
Partai Masyumi atau partai Majelis Syuro Indonesia. Partai ini merupakan partai yang berideologi Islam. Sama halnya dengan PNI, Masyumi telah berdiri sejak sebelum kemerdekaan, atau tepatnya 24 oktober 1943 pada masa kependudukan Jepang. Di awal pembentukannya, Partai Masyumi diketuai oleh Hasyim Asyari yang berusaha menyatukan dua kekuatan besar Islam besar saat itu, yaitu Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah. Di dalam kepengurusannya, kedua kekuatan saling bekerja sama.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Partai Masyumi resmi terdaftar dalam pemerintahan pada tanggal 7 November 1945. Sejak itu, Masyumi berkembang sangat pesat. Meski menjadi partai kedua saat pemilu tahun 1955, Masyumi kemudian menjadi partai terbesar setelah. Partai ini paling berpengaruh pada era demokrasi liberal di Indonesia. Pada tahun 1960, Partai Masyumi dibubarkan karena dianggap terlibat dalam pemberontakan PRRI Permesta dan atas desakan partai lain yang mulai berkuasa saat itu.
3. Partai Nahdhatul Ulama
Partai Nahdhatul Ulama sempat besar pada masa pemerintahan Orde Lama walau tidak sebesar Masyumi. Pada pemilu 1955, Partai Nahdhatul Ulama menduduki posisi ketiga setalah PNI dan Masyumi. Partai ini awalnya menjadi bagian dari Partai Masyumi yang menyatukan dua kelompok besar NU dan Muhamadiyah. Karena beberapa kalangan menganggap ulama tradisional yang sebagian besar berasal dari NU tidak mendapat tempat di kepengurusan dan setiap keputusan partai, maka partai Nahdhatul Ulama didirikan. Partai ini ketika berdiri diketuai oleh Hasyim Asyari yang awalnya juga Ketua Masyumi.
4. Partai Komunis Indonesia
Partai Komunis Indonesia atau PKI jelas menganut paham komunis atau ajaran tidak mengenal Tuhan yang sejatinmya tidak ada di Indonesia. PKI didirikan juga sejak penjajahan Belanda oleh seorang Bangsa Belanda Henk Sneevleet. Oleh karena itu, setelah masa kemerdekaan PKI tidak langsung berkembang. PKI berkembang setelah kedatangan Musso yang banyak menhabiskan waktunya di Uni Sovyet. Musso datang sekitar tahun 1948 dan menghidupkan kembali PKI. Namun, di tahun itu juga PKI langsung hancur setelah pemberontakan PKI tahun 1948 di Madiun.
Tahun 1955, PKI kembali bangkit melalui DN Aidit yang telah mengenal Ir Soekarno sejak lama, karena mereka berdua berguru pada Dr Tjipto Mangunkusumo. Di tahun 1955, PKI memperoleh suara diuruan keempat pada pemilu. Selanjutnya PKI berkembang pesat dengan sayapnya di berbagai lini mulai dari pemuda, buruh tani, hingga kelompok wanita yang dikenal dengan Gerwani. PKI menjadi partai non penguasa terbesar di dunia. Pada zaman itu partai komunis terbesar dipegang oleh RRC dan Uni Sovyet yang berkuasa. Masa keemasan PKI berakhir dengan pemberontakannya yang terkenal, 30 September 1965. Pada tahun 1966 atas desakan berbagai kelompok PKI dibubarkan.
Partai Politik Pada Masa Pemerintahan Orde Baru
Sistem pemilu di Indonesia pada masa pemerintahan Orde baru berlangsung sekitar 6 kali sejak tahun 1971 sampai 1998. Pada pemilu tahun 1977, 10 partai peserta pemilu ikut serta dan dimenangkan Golongan Karya yang diketuai oleh Soeharto, Namun, sejak dikeluarkannya UU Nomor 3 tahun 1975 tentang Partai Politik, peserta pemilu menjadi berkurang, hingga menyisakan 2 partai dan 1 Golongan Karya. partai tersebut, yaitu:
1. Golongan Karya
Golongan Karya sebenarnya berdiri resmi sejak 20 Oktober 1964 dengan ketuanya yang pertama, Airlangga Hartanto. Golkar besar pada masa pemerintahan Orde Baru, selalu memenangkan pemilu, dan mengantarkan Soeharto menjadi Presiden RI beberapa periode.
Golongan Karya dapat dikatakan partai yang berkuasa periode ini, sampai akhirnya diketuai oleh Soeharto sendiri. Setelah masa reformasi, pada tahun 1999 Golongan Karya berubah menjadi Partai Golongan Karya dengan lambang yang sama, pohon beringin hijau degan latar warna kuning.
2. Partai Demokrasi Indonesia
Partai Demokrasi Indonesia berdiri 10 Januari 1973. Partai ini merupakan partai dengan ideologi nasionalis gabungan dari PNI, Partai Musyawarah rakyat (Murba), Partai Kristen Indonesia, dan Partai Katholik.
Selama pemilu Orde Baru, secara bergantian PDI berada di posisi kedua dengan PPP. pada akhir masa pemerintahan Orde Baru partai ini mengalami perpecahan besar. Sehingga ketika pemilu zaman reformasi tahun 1999, menjadi dua partai yaitu Partai Demokrasi Indonesia / PDI dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang diketuai oleh Megawati Soekarno Putri. PDI dibubarkan 10 januari 2003 karena tidak memperoleh ahsil signifikan di pemilu 1999.
3. Partai Persatuan Pembangunan
Partai ini awalnya adalah gabungan dari partai Nahdhatul Ulama, PSII,dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) sehingga berasaskan Islam dengan nama Ka’bah sesuai dengan lambangnya. Didirikan 5 januari 1973 dengan diketuai oleh Mohammad Syafiat Mintaredja. Namun, sejak dikeluarkannya UU bahwa semua partai harus berideologikan sama,Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, maka nama menjadi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). PPP amsih menggunakan lambang yang sama, Ka’bah, dengan latar belakang warna hijau. Sama dengan GOlkar, PPP masih bertahan hingga kini.
Partai Politik Pada Masa Pemerintahan Reformasi
Masa pemerintahan reformasi dimulai sejak 1998, di mana dengan demonstrasi mahasiswa dan rakyat, Presiden Soeharto akhirnya mengundurkan diri setelah berkuasa lebih dari 30 tahun. Ketika pemilu masa ini dimulai pertama kali tahun 1999, partai baru banyak bermunculan. Tidak kurang dari 48 partai pemilu menjadi peserta.
Dengan berbagai kebijakan, jumlah peserta pemilu akhirnya berkurang di tahun-tahun berikutnya. Aturan dan jenis-jenis pemilu sendiri berganti-ganti, mulai dari pemilihan legislatif partai, pemilihan legislatif langsung, sampai pemilihan presiden langsung, dan pemilihan kepala daerah serentak. Beberapa partai di masa reformasi yang masih bertahan dan akan mengikuti pemilu tahun 2019 adalah;
1. PDIP
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan lahir 27 Juli 1996 setelah terjadinya perpecahan di kubu PDI. Partai ini menaikkan Megawati sebagai Ketua Umum dan berhasil meraih suara pertama pada pemilu tahun 1999. Namun, di pemilihan Presiden oleh wakil rakyat Megawati tidak berhasil menjadi Presiden.
2. Partai Demokrat
Partai Demokrat lahir 27 Agustus 2003 oleh Susilo Bambang Yudhoyono yang pernah menjadi menteri di masa pemerintahan Megawati yang menggantikan Gus Dur. Pertama kali mengikuti pemilu, Partai Demokrat langsung berhasil membawa SBY menjadi Presiden 2 periode sampai tahun 2014. Susilo Bambang Yudhoyono terpilih sebagai Presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat.
3. PKB
PKB atau Partai Kebangkitan rakyat berdiri sebagai aspirasi warga Nahdhatul Ulama. Sebenarnya didirikan sejak 11 Mei 1998, namun sebelum diajukan pendiriannya kepada Presiden Soeharto, Presiden sudah mengundurkan diri 23 Mei 1998. Akhirnya PKB berdiri resmi 23 Juli 1998 di masa pemerintahan Orde baru yang dipimpin BJ Habibie.
4. PKS
Partai Keadilan Sejahtera atau PKS awalnya bernama Partai Keadilan atau PK. Partai ini berganti nama ketika di pemilu pertama mereka tidak memperoleh cukup suara dan tidak dapat mengikuti pemilu selanjutnya. Partai yang berawal dari para tokoh dakwah kampus ini didirikan 21 Mei 1998 oleh Shohibul Iman.
5. PAN
Jika PKB merupakan aspirasi warga Nu, maka warga Muhamadiyah memiliki PAN. Meski tidak semua warganya otomatis menjadi kader partai, tetapi Muhamadiyah menjadi cikal bakal berdirinya PAN. Pendiri PAN, Amien RAis adalah salah satu tokoh reformasi. PAN atau Partai Amanat Nasional berdiri 23 Agustus 1998.
6. Partai Gerindra
Partai Gerindra didirikan oleh H. Prabowo Subiakto pada tanggal 6 Febuari 2008. Dalam setiap acara resminya, pengurus partai ini mempunyai ciri khas bersafari putih lengan panjang atau pendek dengan kopiah hitam. Partai yang baru berdiri ini langsung memperoleh banyak suara di pemilu 2014 yang baru diikuti. Namun demikian, belum berhasil mengantarkan H.Prabowo sebagai Presiden Indonesia. Terdapat banyak contoh partai politik di Indonesia dari masa ke masa. Semoga dengan sedikit uraian tentang contoh partai ini menambah wawasan dan membuka pikiran untuk memilih partai yang sesuai aspirasi.
Yang terpenting dari semua, apapun partai yang dipilih menjadi penyalur aspirasi, upaya menjaga keutuhan NKRI harus tetap nomor satu. Kepada seluruh pengurus partai dari ranting hingga pusat dapat menjalankan amanah sesuai fungsi partai dan titipan rakyat Indonesia.