Apakah sobat semua sudah pernah mendengar kata “apatis“? Atau mungkin pernah mendengar kalimat “ partisipasi apatis “? Apabila sobat semua sudah lulus Sekolah Menengah Atas ( SMA ) tentunya sudah tidak asing lagi dengan bahasa apatsi atau partisipasi apatis ini ya sobat, karena memang seyogianya dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini menjadi salah satu subjek atau menjadi salah satu pelajaran yang sudah anda pelajari sebelumnya.
Tetapi jika sobat semua lupa, tidak masalah nih sobat karena pada kesempatan kali ini penulis akan mengulas kembali apa itu partisipasi apatis agar memori anda kembali bersemi ya sobat. Mari kita simak ulasan berikut ini dengan seksama. (Baca juga mengenai contoh demokrasi rule of law)
Pengertian Apatis
Pengertian apatis adalah sikap masa bodo, acuh tak acuh, tidak mau tau, tidak mau terlibat dan tertutup akan masalah atau proses politik yang ada lingkungan sekitarnya atau negaranya. Sikap apatis ini merupakan sifat kefakuman seorang individu yang tidak menganggap penting dan tidak mempedulikan kehidupan politik di lingkungan sekitarnya maupun negaranya. Karena pada dasarnya hal ini hanya akan merugikan anda sebagai warga negara yang baik. Sedangkan partisipasi apatis adalah sikap masyarakat yang tidak mau mengambil partisipasi apapun yang berhubungan dengan politik atau yang berhubungan dengan organisasi kemasyaraktan. (Baca juga mengenai contoh budaya politik modern)
Mereka menggangap hal seperti itu tidaklah penting baginya dan menganggap jika dia tidak mengambil pastisipasi apapun toh juga tidak akan berpengaruh bagi siapapun nantinya. Padahal jelas–jelas hal ini salah, karena setiap warga negara memiliki kedudukan hukum yang sama. Beberapa contoh buat tentang partisipasi apatis, antara lain sebagai berikut :
- Tidak mau tau dan tidak peduli dengan kegiatan apapun yang ada di sekitarnya.
- Tidak peduli dan masa bodo dengan kegiatan sosial yang sedang diselenggarkan di tempat tinggalnya.
- Tidak peduli dan tidak mau berpartisipasi dalam pengadaan dana sosial untuk kepentingan bersama.
- Cenderung menutup diri dan tidak mau tau tentang keadaaan kehidupan disekitarnya dan tidak adanya rasa sosialitas sedikitpun terhadap individu yang lain.
- Sukar untuk membagikan tenaga atau berpartisipasi dengan semua kegiatan yang berhubungan dengan kepentingan bersama.
- Tidak mau ikut atau berpartisipasi jika ada rapat warga.
- Biasanya golput atau tidak ikut memberikan hak suara nya pada saat pemilihan kepala desa atau pada saat pilkada yang lainnya.
Sikap partisipasi apatis ini biasanya muncul karena rendahnya kepercayaan dan ketertarikan seorang individu terhadap dunia politik yang ada di sekitarnya, atau rendahnya rasa tenggang rasa dan kepedulian yang dia miliki terhadap kegiatan sosial atau kemasyarakatn yang ada di lingkungan sekitarnya. Untuk itu, diharapkan bagi masyarakat yang seperti ini diberikan penyuluhan politik dan penyuluhan akan pentingnya kerja sama dang tong royong untuk kepentingan bersama. Karena jika dibiarkan terus – menerus akan merugikan individu tersebut. (Baca juga mengenai contoh kekebalan diplomatik dalam hubungan internasional)
Dan apabila sesuatu hal terjadi pada individu yang bersangkutan, mungkin ornag lain juga kaan sungkan untuk menolongnya. Nah sobat tentunya hal seperti ini tidak bolhe kita biarkan berlarut–larut ya. Oke sobat semua, sampai disini dulu pembahasan kali ini. Sampai ketemu kembali diartikel selanjutnya dengan pembahasan yang lebih menarik. Salam hangat dan salam partisipasi selalu buat sobat semua.(Baca juga mengenai contoh organisasi sosial dan contoh kedaulatan rakyat.)