Konflik sosial merupakan bentuk interaksi antara dua kelompok yang berbeda, interaksi tersebut bersifat persaingan, pengancaman, perusakan, percekcokan, atau perkelahian bahkan akan menjadi penyebab tawuran. Di Indonesia, konflik sosial sering menghiasi berita di layar televisi. Tidak mengherankan bila konflik sosial sering terjadi di Indonesia karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk yang beragam, mulai dari suku, agama, dan ras.Keragaman penduduk tersebut tidak selamanya mampu selaras dalam melakukan hubungan sosial. Jika antara suku/agama/ras berbeda pendapat dan tidak mampu menyikapi perbedaan tersebut dengan lapang dada, maka sering kali akan diikuti dengan perselisihan hingga berujung pada konflik sosial.
Selain perbedaan, masih ada penyebab lain dari konflik sosial, di antaranya:
[accordion]
[toggle title=”1. Perbedaan Individu” state=”opened”]
Setiap individu memiliki pola pemikiran dan juga perasaan yang berbeda dalam menyikapi suatu hal. Terkadang dua individu yang berbeda kelompok bisa mengalami perselisihan karena pemikiran dan juga perasaan yang berbeda. Dua individu tersebut bisa saja menimbulkan konflik sosial ketika masing-masing dari mereka berasal dari kelompok sosial yang berbeda. Seseorang yang berada dalam kelompok sosial tertentu biasanya memiliki kesamaan persepsi dalam menyikapi sesuatu. Lalu, ketika salah satu anggota dari kelompok sosial tertentu berselisih paham dengan salah satu anggota kelompok sosial yang akan, timbullah konflik sosial sebagai upaya pembelaan terhadap individu-individu yang berselisih paham sebagai upaya mempertahankan persepsi masing-masing.
[/toggle]
[toggle title=”2. Kebudayaan yang Berbeda“]
Terbantuknya suatu kebudayaan biasanya karena ada pola pikir tertentu di dalamnya. Adanya kelompok masyarakat tertentu pastilah memiliki kebudayaan yang berbeda. Setiap kelompok masyarakat tertentu biasanya terbentuk karena pola pemikiran yang sama. Dua kelompok masyarakat tertentu yang memiliki pola kebudayaan berbeda dapat menimbulkan konflik sosial. Perbedaan budaya seringkali merupakan penyebab utama adanya konflik sosial. Sebagai contoh, seseorang dari kelompok masyarakat A menikah dan memasuki kelompok masyarakat B. Sayangnya, ia tidak bisa menyesuaikan kebudayaan di kelompok B dan justru secara bangga memakai kebudayaan A di kelompok B. Hal kemudian menimbulkan perselisihan dan konflik sosial antara kelompok si A dan kelompok si B.
[/toggle]
[toggle title=”3. Kepentingan yang Berbeda“]
Adanya konflik sosial sering disebabkan oleh kepentingan yang berbeda. Bentrok kepentingan sering terjadi dalam ranah politik, ekonomi, dan lain halnya. Sebagai contoh, pemerintah mengeluarkan paket kebijakan tertentu dalam menangani permasalahan ekonomi. Sayangnya, ada yang pro dan ada yang kontra dengan kebijakan tersebut. Antara kelompok pro dan kelompok kontra bisa mengalami konflik dalam rangka membela kepentingan masing-masing yang mereka anggap sebagai pilihan yang benar.
[/toggle]
[toggle title=”4. Perubahan Sosial yang Terlalu Cepat“]
Ada yang mengatakan bahwa perubahan yang tidak mungkin terjadi adalah perubahan itu sendiri. Perubahan merupakan suatu hal yang pasti. Perubahan yang terjadi secara bertahap biasanya tidak terasa dan masih terasa wajar. Namun, perubahan yang terlalu cepat berpotensi menyebabkan konflik sosial. Perubahan sosial yang terlalu cepat dapat menimbulkan keterkejutan dan juga penolakan karena biasanya perubahan tersebut bertentangan dengan budaya yang ada.
Berbagai hal berpotensi menimbulkan konflik sosial. Namun sebagian besar konflik tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan, entah itu perbedaan individu, budaya, ataupun kepentingan. Konflik sosial, mau tidak mau juga akan menimbulkan dampak dalam kehidupan, baik kehidupan masyarakat yang berkonflik ataupun masyarakat yang bahkan tidak ada sangkut pautnya dengan konflik tertentu. Dampak tersebut bisa bersifat negatif, namun bisa juga bersifat positif.
[/toggle]
[/accordion]
Berikut adalah penjelasan mengenai dampak akibat konflik sosial :
Dampak Negatif
Dampak negatif merupakan dampak yang tidak mungkin terelakkan. Konflik dalam jenis apapun pasti akan menimbulkan efek negatif terhadap kehidupan orang-orang yang berkonflik. Dampak negatif tersebut meliputi:
1. Keretakan Hubungan Antar Kelompok – Sebuak konflik antar kelompok mau tidak mau, meskipun telah berdamai, pasti tetap meninggalkan kebencian pada beberapa individu dalam kelompok tertentu. Tentunya, keretakan hubungan antara kelompok yang berkonflik merupakan suatu hal yang tidak bisa dielakkan dan bisa menjadi penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan kewenangan.
2. Perubahan Kepribadian pada Individu – Individu-individu yang ada dalam kelompok sosial tertentu akan mengalami perubahan sifat. Biasanya mereka akan diliputi perasaan marah, curiga, dan membenci orang-orang yang menjadi lawan konfliknya. Terkadang kepribadian seseorang lambat laun akan berupah menjadi seseorang yang diliputi kecemasan. Ia tidak akan merasa tenang karena khawatir jika konflik akan terjadi lagi. Ia diliputi rasa curiga jika kelompok yang dulunya berkonflik dengan mereka kembali menyulut permasalahan.
3. Kerusakan Harta Benda dan Jatuhnya Korban Jiwa – Konflik sosial yang sifatnya merusak bisa berakibat rusaknya harta benda yang dimiliki oleh kelompok sosial tertentu. Konflik sosial sering diikuti dengan tindakan anggota kelompok dari masing-masing kubu untuk bertindak dengan mengandalkan kekerasan. Kerusakan tempat tinggal, fasilitas umum, dan lain sebagainya, merupakan bukti konkret bahwa konflik sosial justru berakibat buruk terhadap kepemilikan harta benda dari masing-masing kelompok. Selain itu, kekerasan yang serig terjadi saat konflik sosial juga menimbulkan adanya korban jiwa. Entah korban luka dari masing-masing kelompok, atau bahkan korban meninggal dari salah satu atau masing-masing kelompok. Sayangnya, justru hilangnya nyawa dari salah satu kelompok biasanya dijadikan alasan untuk melakukan penyerangan yang lebih brutal, hingga menimbulan konflik yang lebih besar dan kerugian yang lebih besar pula.
4. Terjadi Dominasi dan Penaklukan – Adanya konflik yang melibatkan dua kelompok tertentu, mau tidak mau salah satu di antara mereka ingin menunjukkan dominasi mereka. Salah satu dari dari kelompok tersebut ingin menunjukkan bahwa mereka lebih kuat dan lebih berkuasa terhadap suatu hal. Akibatnya, timbul keinginan untuk menaklukkan kelompok yang bertentangan dengan kelompok tersebut.
Dampak Positif
Meskipun konflik bisa menimbulkan berbagai dampak negatif, namun nyatanya konflik juga mampu memberikan dampak yang positif, di antaranya:
1. Menguatnya Solidaritas Kelompok – Ktika sebuah konflik terjadi, masing-masing kelompok akan berusaha memperkuat solidaritas dari masing-masing anggota kelompoknya. Selain itu, ketika persaingan dilakukan dengan benar dan jika kejujuran diutamakan, maka akan ada keselarasan dalam kelompok sehingga tercipta kekompakan.
2. Mencapai Kemajuan – Konflik sosial tidak selamanya dilakukan dengan kekerasan. Konflik sosial dalam bentuk persaingan akan membuat kelompok yang bersaing memperoleh kemajuan dikarenakan faktor globalisasi. Masyarakat yang berkembang pesat, akan berusaha menyesuaikan diri dan membuatnya bersaing agar memiliki peradaban yang maju dalam kelompoknya.
3. Membentuk Kepribadian – Konflik sosial yang dilakukan dengan persaingan yang baik akan menumbuhkan sifat jujur dari kelompok-kelompok yang bersaing. Kejujuran itu akan menumbuhkan jiwa sosial dan diri seseorang.
Berbagai akibat dapat terjadi ketika konflik sosial terjadi. Konflik sosial yang sifatnya mengandalkan kekerasan dan anarkisme sebagian besar akan menimbulkan dampak negatif. Akan tetapi, ketika konflik sosial itu berbentuk persaingan yang sehat, justru mampu menciptakan kemajuan dari kelompok-kelompok yang bersaing.
[accordion]
[toggle title=”Baca juga artikel ppkn lainnya :”]
[/toggle]
[/accordion]
Badan usaha berdasarkan wilayah negara adalah badan usaha yang mana didalamnya dapat dikelompokkan dari asal…
Pemerintahan suatu negara memiliki banyak lembaga yang bertanggung jawab atas berbagai aspek administrasi negara. Lembaga-lembaga…
Para pendiri bangsa telah berkomitmen untuk mewujudkan cita-cita besar bangsa Indonesia, salah satu wujud komitmen…
Dari sudut pandang etimologi, kata "Otonomi" berarti mengatur sendiri atau memerintah sendiri. Pengertian Otonomi Daerah dapat…
Komitmen di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai "Tanggung jawab", perilaku bertanggung jawab dapat…
Pasal 18 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik…