Pemberontakan PKI Madiun yang terjadi pada September 1948 ini tidak hanya menyisakan luka namun juga menggoreskan catatan sejarah baru. Salah satunya adalah saksi lahirnya perjuangan yang amat sangat sengit dari para pahlawan yang gagah berani dalam memberantas aksi tersebut. Walaupun pemimpin PKI Madiun berhasil memimpin dan menambah banyaknya pasukan namun, tak jarang para pahlawan rela berkorban mati-matian demi menyelamatkan NKRI kala itu.
Tokoh PKI Madiun
Tidak hanya para prajurit yang berusaha dan berjasa dalam memberantas pemberontakan namun juga tak lepas dari jasa para pejuang khusus atau pemimpin perjuangan melawan PKI Madiun yang kali ini akan kita bahas. Berikut beberapa jabaran tentang tookoh pejuang melawan pemberontakan PKI Madiun seperti tokoh kongres pemuda I. karena kali ini kita akan mengulas latar belakang dan perjuangan para tokoh PKI Madiun tersebut. Tokoh-tokoh perjuangan kala itu yakni:
1. Gatot Soebroto
Pahlawan pertama yang akan kita bahas adalah Jenderal TNI Gatot Soebroto. Ini adalah salah satu tokoh pejuang pemberontakan PKI Madiun yang lahir di Banyumas, 10 Oktober 1907 di Jawa Tengah. Jend. Gatot Soebroto sendiri wafat di umur 54 tahun di Jakarta pada tanggal 11 Juni 1962. Setelah ia wafat kemudian ia dimakamkan di Ungarang tepat di Kabupaten Semarang. Sebelumnya, pada September 1948 dimana terjadi gerakan pemberontakan PKI Madiun hingga melibatkan TNI dan salah satu tokoh terlibat kalaitu adalah Jend. Gatot Soebroto. Pemberontakan ini akhirnya bisa diselesaikan dnegan baik dengan adanya pimpinan dari Jend.Gatot Soebroto tersebut.
Seperti para tokoh perumusan pancasila, Gatot Soebroto ini menjalankan operasi militer dengan baik saat mencoba memulihkan keamanan pada masa pemberontakan PKI Madiun. Kala itu ia adalah gubernur militer di Semarang hingga Surakarta atau wilayah II yang berada di bagian barat. Sedangkan serangan yang diarahkan pada Divisi I yang kalaitu dipimpin oleh KolonelSeongkono ( gubernur militer Jatim ) juga pasukan MBB atau Mobil Brigade Besar yang dipimpin oleh M. Yasin.
Bahkan Soedirman yang kala itu adalah panglima tinggi dari pemerintahan RI menyatakan bahwasanya TNI bisa dengan mudah memberantas segala pengikut MUSO yang kala itu menjadi pemimpin dari pemberontakan PKI Madiun. Dengan bantuan dari TNI dan para pejuang, pemberontakan akhirnya dapat dihentikan dan juga bisa diselesaikan dengan baik.
2. Kolonel Sadikin
Sedangkan tokoh pejuang NKRI lainnya yang berhasil menggagalkan pemberontakan dari PKI Madiun adalah kolonel Sadikin. Sadikin adalah kolonel yang lahir tanggal 11 April 1916 di Purwokerto, Jateng. ia kemudian berkiprah di NKRI menjadi seorang sersan untuk tentara kerajaan Hindia Belanda dari tahun 1939 hingga adanya kekuasaan Jepang yang kemudian Menjajah Indonesia. Kemudian Sadikin bergabung di artileri udara Heiho dan juga ditugaskan di daerah Surabaya, Jakarta dan Semarang. Selama mengalami masa revolusi di RI karir dari kolonel Sadikin terbilang cemerlang. Sadikin kala itu secara berturut-turt dinobatkan sebagai komandan Resimen 6 Cikampek, Brigade 2 Divisi Siliwangi,Bridge 4 Divisi Tasikmalaya.
Kemudian kiprah dan sepakterjang dari kolonel Sadikin dibuktikan melalui perjuangannya meredakan dan melawan pemberontakan dari PKI Madiun. Dimana ia adalah kolonel yang berkedudukan di daerah Surakarta dan kemudian hijrah ke Madiun. Puncak dari karirnya adalah pada tahun 1949 hingga 1951 menjadi seorang panglima di Divisi Siliwango dan pada tahun 1951 hingga 1956 menjadi panglima di Tanjungpura. Kemudian ia menjadi inspektur jendral daerah teritorial di markas AD RI. Oleh karena itu, kiprah dan perjuangan dari kolonel Sadikin termasuk yang diperhitungkan sebagai karir kepahlawanannya di NKRI seperti tokoh partai garuda.
3. Kolonel Sungkono
Kolonel Sungkono adalah pejuang lain yang juga melindungi NKRI beserta rakyat dari aksi kekejaman PKI Madiun. Bahkan aksi heroik dari kolonel Sungkono ini tak pelak menginspirasi para bawahannya. Karena ia terkenal akan kecakapannya dalam memberikan pidato singkat berupa perintah dan suntikan semangat agar anak buahnya tetap berusaha dan melakukan yang terbaik demi melindungi banyak masyarakat yang akan menjadi korban keganasan dari pemberontakan PKI Madiun kala itu. Kolonel Sungkono adalah sorang panglima Angkatan Pertahanan Divisi Surabaya yang tidak terbantahkan alias mendapatkan suara penuh ketika malam pengangkatan. Ini membuktikan kecakapannya dan anak buahnya mempercaiyainya sepenuhnya.
Kolonel Sungkono beserta anak buahnya hanya menggunakan senapan mesin ringan, senapan laras panjang dan beberapa granat untuk menyerang musuh. Bahkan tak jarang ada yang menggunakan bambu runcing untuk melaksanakan misi mereka dalam mengalahkan musuh dan mengambil kembali kedamaian yang diperlukan oleh NKRI. Namun mereka memiliki semangat yang kuat beserta strategi yang baik dengan pimpinan klonel Sungkono yang pantang menyerah dan tidak pernah padam semangatnya. Dan dengan di bumbui oleh persatuan kekuatan yang kuat anatara anak buahnya maka dia bisa mengatasi masalah PKI Madiun tersebut seperti tujuan pemberontakan PKI Madiun.
4. Kolonel A.H Nasution
Sedangkan tokoh pejuang NKRI lainnya yang tak kalah berperan dalam merebut kembali pemerintahan dan kedamaian NKRI atas serangan PKI Madiun adalah Kolonel A.H Nasution. Dimana keamanan bisa dipulihkan dalam waktu 2 minggu oleh Kolonel A.H Nasution yang kala itu menjabat sebagai Kepala Staf Operasi di Markas Besar Angkatan Perang RI. Dimana PKI Madiun kala itu menyerang banyak wilayah Solo yang berada di Jateng dan di Madiun atau di Jawa timur dan sekitarnya. Sedangkan penumpasan PKI di Sola kala itu di pimpin oleh kolonel Gatot Soebroto yang menjabat sebagai Panglima Divisi II atau seorang Gubernur Militer. Sedangkan kolonel Sungkono yang kala itu menjabat sebagai panglima pertahanan Jawa Timur memimpin dan mengambil alih kekuasaan TNI beserta bantuan Polisi untuk membantu dalam penumpasan aksi pemberontakan tujuan berdirinya PKI.
Berkat kerjasama dan keunggulan rakyat bersama TNI maka PKI Madiun dapat ditumpas dan di hentikan. Tidak hanya masalah kegighan para pejuang dalam penumpasan namun ini bisa diraih akibat kerjasama yang baik dari semua lapisan kalangan masyarakat dan perangkat negara. Pasukan yang dipimpin oleh Letkol Koesno Oetomo dikerahkan untuk mengambil kembali daerah kekuasaan di Blora, Kudus, pati dan Purwodadi dengan mengerahkan pasukan Brigade I Siliwangi. GOM atau gerakan operasi Militer I yang dilakukan tanggal 30 September 1948, kota Madiun kembali bisa direbut dan ini merupakan operasi militer yang dipimpin oleh Letkol Sadikin. Bahkan muso serta Amir Syarifuddin yang tertangkap dalam sebuah pengejaran yang terjadi tanggal 29 November 1948 kemudian dijatuhi sebuah hukuman mati oleh pengadilan tinggi RI.
Tokoh Pemimpin PKI Masiun
Sedangkan PKI Madiun sendiri berdiri dan dipimpin oleh pimpinan yang berpengaruh. Hingga mereka bisa menjadi sebuah kelompok yang lumayan besar dan menghipnotis banyak pengikutnya. Berikut 2 orang pemimpin yang berpengaruh pada aksi PKI Madiun kala itu.
1. Musso
Musso yang bernama Paul Mussote atau Munawar Musso adalah salah satu tokoh komunis Indonesia pada tahun 1920 an. Bahkan nama musso kian terkenal dengan adanya aksi PKI Madiun yang terjadi tahun 1948 tersebut. sebenarnya Musso adalah salah satu tokoh yang penting dan memiliki latar belakang keluarga yang terbilang cukup unik. Dimana ia di lahirkan pada tahun 1897 di Kediri, Jatim. Dahulunya, orang-orang menyatakan bahwasanya ayah dari Musso adalah Mas Martoredjo yakni sang pegawai di perkantoran Kediri. Namun sekarang sebuah fakta baru terkuak. Diamana Musso dinyatakan sebaga anak dari kiai besar di Pagu Jatim. Kiai tersebut adalah Rono Wijoyo alias KH Hasan Muhyi yang merupakan pelarian dari pasukan Diponegoro.
Namun sepak terjang Musso untuk memimpin PKI Madiun ternyata tidak berakhir dengan baik. Hanya butuh waktu sekitar 2 minggu bagi pasukan TNI untuk memusnahkan dan meluluhlantahkan pasukan Musso. Walaupun akhirnya pimpinan PKI Madiun dan Amir syarifuddin akhirnya memilih untuk melarikan diri. Namun mereka berdebat dan berakhir dengan perbedaan pendapat ditengah perjalanan dan kemudian Muso bersama beberapa pengawal melanjutkan perjalanan tanpa Amir. Kemudian Kapten Sumadi dan anggota TNI berhasil menemukan Muso di Purworejo pada tanggal 31 Oktober hanya saja Muso menolak untuk menyerahkan diri. Ada dua versi dari akhir riwayat hidup Muso yang satu menyatakan ia dibakar hidup-hidup di alun-alun dan yang satunya menyatakan ia mendapati baku tembak karena bersembunyi di kamr mandi hingga tewas.
2. Amir Syarifuddin
Tidak hanya Musso yang memiliki latar belakang yang unik, Amir juga demikian. Dia adalah seseorang yang sebenarnya mendapati banyak posisi penting disaat kemerdekaan indonesia. Amir kala itu mejabar sebagai Menteri Penerangan, Perdana menteri dan Menteri Pertahanan. Hanya saja karena adanya perjanjian Renville mengubah nasib dari Amir yang kala itu adalah seorang negosiator utama dari RI. Karena isi dari perjanjian Renville sendiri hanya menyatakan Belanda mengakui Yugyakarta, Sumatera dan Jawa Tengah sebagai hak dan wilayah RI. Oleh karena itu banyak yang menyayangkan sang negosiator yakni Amir kala itu. Ia bahkan sempat dikecam dimana mana.
Kabinet yang dibangunnya runtuh dan inilah yang mendasari mengapa ia bergabung dengan Musso dan pasukannya. Mereka bersepakat untuk mendirikan pemerintahan Indonesia yang baru yakni Negara Republik Soviet Indonesia bersama PKI. Namun semenjak PKI bisa dibasmi amaka Amir melarikan diri ke kawasan Purwodadi. Amir dan para pemberontak yang tergabung di dalam aksi PKI Madiun ditembak mati pada tanggal 19 Desember 1948 lalu. Uniknya Amir sempat menyanyikan lagu komunis yakni Internationale dan lagu Indonesia raya sebelum ia dieksekusi dan mati terbunuh.