Gerakan PRRI atau Permesta merupakan sejarah kemerdekaan Indonesia dan sebagai puncak dari beberapa gejolak daerah untuk memberikan koreksi pada bangsa yang saat itu sedang tidak karuan. Di satu sisi, gerakan tersebut membawa dampak positif, tetapi di sisi lain juga membawa dampak negatif bagi bangsa Indonesia sendiri. Dampak negatifnya, banyak sekali kerugian materi ataupun psikologis yang dialami masyarakat, sedangkan dampak positifnya.
Gerakan tersebut adalah titik awal pemerintah sebagai bangsa Bhinneka Tunggal Ika untuk memberikan kebebasan daerah dalam berotonomi secara mandiri. Tidak akan ada abu, jika tidak api, begitu pula yang terjadi dalam sejarah. Berbagai upaya pun telah banyak dilakukan salah satunya upaya penumpasan prri. Peristiwa pemberontakan PRRI/Permesta tidak terlepas dari berbegai faktor yang berperan sebagai penyebabnya. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya pemberontakan PRRI dan Permesta, diantaranya:
- Situasi politik
Saat itu, Indoensia yang sedang dalam proses memahami makna proklamasi dan makna kemerdekaan Indonesia menganut UUDS 1950 yaitu periode demokrasi liberal berdasarkan demokrasi parlementer. Dimana para menterinya bertanggung jawab kepada perdana menteri, bukan pada Presiden. Pembentukan dewan parlemen serta pecahnya Soekarno-Hatta semakin memperburuk situasi politik Indonesia saat itu. Meskipun keduanya adalah tokoh muslim nasionalis, namun Soekarno-Hatta tetap tidak bisa mempertahankan hubungan diantara keduanya.
- Kondisi ekonomi
Selain situasi politik Indonesia yang saat itu sedang kacau apalagi setelah Hatta mengundurkan diri dari jabatannya sebagai wakil Presiden, kondisi ekonomi pun kian terpuruk. Kebijakan kabinet Hatta yang sebelumnya sangat akomodatif pada modal asing dan dilanjutkan oleh kabinet-kabinet berikutnya, seperti kabinet Natsir, Sukiman dan Wilopo, akhirnya mulai ditinggalkan oleh kabinet Ali. Kabinet Ali menganggap modal asing hanya merugikan negara.
- Konflik daerah
Hubungan antara pusat dengan daerah saat itu memang kurang harmonis. Hal itu disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang dianggap tidak sesuai dengan yang daerah. Sementara, pemerintah menganggap bahwa daerah yang tidak mampu untuk melaksanakan tugasnya.
Masalah demi masalah yang muncul akibat situasi diatas sangat dirasakan oleh seluruh golongan, salah satunya adalah para prajurit. Hal itu yang kemudian mendorong para perwira militer untuk membentuk dewan-dewan daerah, diantaranya :
- Dewan Banteng, tanggal 20 Desember 1956 di Sumatera Barat oleh Letnan Kolonel Ahmad Husein
- Dewan Gajah, tanggal 22 Desember 1956 di Sumatera Utara oleh Kolonel Maludin Simbolon
- Dewan Garuda, bulan Januari 1957 oleh Letnan Kolonel Barlian
- Dewan Manguni, tanggal 17 Februari 1957 di Manado oleh Mayor Somba
Perbedaan antara PRRI dan Permesta
Pembentukan PRRI dan Permesta sebenarnya dimulai pada Jumat tanggal 2 Maret 1957. Sekitar pukul 03.00 dini hari, Letkol Ventje Sumual mengumumkan sebuah naskah proklamasi yang disebut sebagai Staat van Oorlog en Beleg (SOB) yang artinya “Negara sedang dalam keadaan darurat perang”. Adanya proklamasi inilah yang kemudian melatarbelakangi terjadinya pemberontakan PRRI dan Permesta.
Dalam proklamasi tersebut hanya dinyatakan bahwa Makassar atau wilayah Teritorium VII sedang dalam keadaan perang. PRRI dan Permesta diyakini bukan gerakan separatis karena di dalam proklamasi tersebut terdapat banyak pengulangan bahwa gerakan tersebut tidak akan melepaskan diri dari Indonesia. PRRI dan Permesta adalah dianggap sebagai gerakan deklarasi politik yang memperjuangkan Indonesia. Lalu, apa saja perbedaan antara PRRI dan Permesta? Berikut ulasannya :
- Waktu deklarasi
Permesta adalah gerakan yang dideklarasikan pada tanggal 2 Maret 1957. Sedangkan, PRRI sendiri baru dideklatrasikan pada tanggal 15 Februari 1958.
- Wilayah
Wilayah Permesta saat itu adalah Indonesia bagian timur yakni, Sulawesi, Kepualaun Nusa Tenggara dan Maluku. Sementara, Permesta meliputi wilayah Sumatera.
- Pemimpin
PRRI dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein dengan Sjafruddin Prawiranegara sebagai Perdana Menteri yang beranggotakan kabinet M. Natsir, Burhanuddin Harahap, Sumito Djojoadikusumo dan Simbolon. Sedangkan Permesta adalah gerakan yang dipelopori ioleh Panglima TT VII yakni Letkol Ventje Sumual.
- Dewan
Permesta dilatarbelakangi oleh Dewan Manguni di Manado dan kemudian diteruskan oleh proklamasi yang dibacakan oleh Letkol Ventje Sumual. Sedangkan, PRRI sendiri dideklarasikan setelah ultimatum Dewan Perjuangan di Padang Sumatera Barat.
- Kebijakan
PRRI begitu berani untuk membentuk pemerintahan baru, sedangkan Permesta dibentuk demi keadilan masyarakat Indonesia Timur untuk melakukan otonomi daerah sendiri.
Tugas kita sekarang adalah terus mengusahakan upaya menjaga keutuhan NKRI sehingga tercipta sistem pemerintahan yang berdaulat. Demikian perbedaan PRRI dan Permesta, semoga bermanfaat.