Politik erat kaitannya dengan cara seseorang / lembaga / organisasi / negara untuk mempengaruhi orang lain guna mencapai tujuan yang sudah disepakati bersama. Dan dalam tipe-tipe budaya politik di Indonesia pelaksanaan sosialisasi politik melalui berbagai tahapan, metode, dan proses. Artikel kita kali ini akan tentang hal membahas terperinci tentang hal tersebut.
Pengertian Sosialisasi Politik
Sebelum kita mengetahui proses sosialisasi dalam politik, sebaiknya kita mengenal terlebih dahulu definisi sosialisasi politik. Sosialisasi politik mempunyai beberapa pengetian menurut para ahli. Beberapa pengertian sosialisai politik adalah sebagai berikut:
- Sosialisasi politik menurut Gabriel Almond, adalah proses dimana sikap-sikap, keyakinan dan pola tingkah laku politik dibentuk melalui berbagai sarana yang ada agar politik yang dianut tersampaikan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Sosialisasi politik menurut S.N. Eisendtadt dalam bukunya From Generation to Generation, komunikasi yang dipelajari manusia / individu dengan siapa dia berinteraksi untuk memasuki beberapa hubungan / relasi yang umum.
- Sosialisasi politik menurut Davis F. Aberle dalam bukunya Culture and Socialization, adalah pola-pola mengenai aksi dan tingkah laku yang ditanamkan pada individu melalui ketrampilan-ketrampilan, motif-motif, dan metode-metode untuk menampilkan tingkah laku tertentu di masa sekarang maupun yang akan datang.
- Sosialisasi politik menurut Irvin L. Child, adalah proses dimana setiap individu baru dituntut untuk mengembangkan tingkah laku aktualnya agar sesuai dengan adat kebiasaan / standar-standar tertentu yang dapat diterima oleh kelompok / negaranya.
Sosialisasi politik menurut Denis Kavanagh, adalah proses di mana seseorang / individu dengan metode dan cara tertentu dapat menumbuhkan pandangan dan keyakinannya tentang politik.
Berdasarkan semua pengertian sosialisasi politik yang disebutkan di atas, berarti bahwa proses sosialisai politik merupakan proses yang ditumbuhkan / dilalui setiap individu. Sosialisasi dilakukan dengan tahapan dan metode / cara tertentu agar dapat menumbuhkan keyakinan / tingkah laku berpola tentang sesuatu yang dianut kelompoknya / negaranya. (Baca juga: Fungsi Sosialisasi Politik)
Artikel terkait:
- Peran Keluarga dalam Pembentukan Kepribadian
- Fungsi Sosialisasi Politik
- Peran Lembaga Pengendalian Sosial
- Organisasi di Lingkungan Sekolah dan Masyarakat
- Sistem Politik di Berbagai Negara
Tahapan Proses Sosialiasasi Politik Dalam Keluarga
Tahapan proses sosialisasi dalam politik sudah dimulai sejak masa anak-anak dan remaja tanpa disadari. Hasil riset David Eston dan Robert Hess, menyatakan bahwa anak-anak secara tidak sadar belajar politik ketika memasuki usia tiga tahun. Mereka belajar dari keluarga, sekolah, dan masyarakat sekitar. Contoh proses itu antara lain, anak mulai mengenal sosok ayah dan ibu serta perannya masing-masing dalam keluarga, mengenal lingkungan rumahnya dan siapa saja yang ada di sana, mengenal profesi di sekitarnya (seperti polisi, dokter, satpam), dan ketika masuk usia pra sekolah mereka sudah mengenal nama negara, bendera, dan suku-suku dari teman-temannya.
Secara garis besar, tahapan proses sosialisasi poltik menurut David Eston dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Pengenalan Otoritas (Kekuasaan) Melalui Individu Tertentu.
Tahap ini merupakan tahap awal proses sosialisasi politik, yang dimulai dari masa anak-anak pra sekolah (sekitar usia 3 tahun). Pada saat ini anak-anak mulai mengerti siapa ayah, ibu, presiden, polisi, dokter, Pak RT (jika di Indonesia), dan peranan masing-masing individu tersebut. Anak mulai paham arti kekuasaan dari kebiasaan, misalnya di rumah mereka harus mematuhi ayah dan ibu sementara di sekolah mereka harus mematuhi guru.
- Perkembangan Perbedaan Antara Otoritas / Kekuasaan Internal dan Eksternal
Otoritas internal dan eksternal yang dimaksud adalah anak membedakan mana pejabat swasta dan pemerintah. Atau dalam kehidupan masyarakat Indonesia, anak mulai mengenal mana orang yang bekerja sebagai pegawai kantor dan bukan (pedagang, petani, dan buruh).
- Pengenalan Mengenai Institusi-Institusi Politik Impersonal / Lembaga-Lembaga Negara
Pengenalan institusi politik impersonal dimulai ketika anak mulai usia sekolah. Di mana mereka mempelajari apa yang dimaksud dengan lembaga pemerintah, apa saja yang termasuk lembaga pemerintah, dan apa saja tugas lembaga negara dan wewenangnya. Selain itu dari peristiwa yang mereka alami, anak juga mengenal insitusi-institusi politik impersonal. Misalnya, peristiwa pemilihan umum, peristiwa pergantian presiden, dan lain-lain.
- Perkembangan Pembedaan Antara Institusi-Institusi Politik dan Orang-Orang yang Terlibat Dalam Institusi-Institusi Politik.
Perkembagan tahap ini dimulai ketika anak sudah menginjak usia remaja dan remaja dewasa. Ketika usia remaja, mereka mulai mengenal siapa saja tokoh-tokoh politik yang terlibat di negaranya dan apa saja peranannya secara nyata. Kemudian ketika menginjak usia remaja dewasa, individu mulai mengenal lebih dalam dan mulai belajar terlibat dalam organisasi kecil. Perkembangan tersebut kemudian mengarahkan individu untuk memilih akan terlibat secara pasif atau aktif dalam politik.
Artikel terkait:
- Norma-norma Dalam Masyarakat
- Dampak Globalisasi
- Cara Menjaga Nama Baik Sekolah
- Pentingnya Pendidikan Karakter
- Asas-asas Pokok Demokrasi
Proses Sosialisasi dan Politik Dalam Keluarga
Menurut Ramlan Surbakti, metode atau cara sosialisasi politik ada dua , yaitu melalui pendidikan poltik dan melalui indoktrinasi politik.
Proses sosialisasi dengan cara pendidikan poltik, yaitu dengan cara dialog antara pemberi dan penerima pesan, antara negara dengan masyarakatnya. Dengan dialog poiltik, diharapkan masyarakat dapat memahami dan menerima nilai-nilai, norrma-norma, dan kebijakan negara. Pendidikan politik biasanya digunakan oleh negara-negara yang mempunyai ciri-ciri negara demokrasi.
Kebalikan dari pendidikan politik, indoktrinasi adalah penanaman nilai-nilai dan norma-norma yang dianut oleh negara (pemerintah yang berkuasa) dengan cara sepihak, terkadang bersifat memaksa. Apapun yang dianggap baik dan ideal oleh pemerintah, maka masyarakat harus mengikutinya.
Proses sosialisasi dalam politik ada 2, yaitu proses secara langsung dan tidak langsung. Proses secara tidak langsung, mengajarkan politik dari hal-hal yang tidak berkaitan dengan politik. Proses ini ada tiga, yaitu magang, pengalihan hubungan antar individu, dan generalisasi. Sementara sosialisasi politik secara langsung ada empat, yaitu pengalaman poltik, pendidikan politik, peniruan perilaku, dan sosialisasi antisipatori. Ketujuh proses tersebut akan diuraikan satu per satu di bawah ini.
- Magang, magang merupakan sarana belajar dengan terjun langsung di suatu tempat tertentu atau organisasi tertentu. Proses sosialisasi politik dapat dimulai dari sini. Individu dapat mengenal dan berinteraksi langsung dengan tingkatan-tingkatan jabatan / peranan yang ada di luar lingkungan keluarga.
- Pengalihan hubungan antar individu, pada awalnya, setiap individu tidak mempunyai hubungan yang berkaitan dengan politik. Namun pada akhirnya ketika individu mulai dewasa dan mengenal dunia luar, maka hubungan yang sebelumnya sudah terjadi akan dipengaruhi oleh orientasi politiknya.
- Generalisasi, kepercayaan dan nilai-nilai atau norma-norma yang dimiliki individu sejak kecil sebenarnya tidak berkaitan dengan politik. Seiring dengan kedewasaan individu, nilai-nilai dan norma / kepercayaan yang dianutnya akan mempengaruhinya untuk berorientasi politik terhadap obyek tertentu.
- Pengalaman politik, pengalaman politik merupakan proses sosialisasi secara langsung, di mana setiap individu belajar dari kegiatan-kegiatan politik yang berlangsung. Misalnya, kegiatan pemilihan unum secara aktif atau pasif dan ikut menjadi anggota partai politik. dengan demikian individu akan mengerti fungsi pemilu dan fungsi partai politik.
- Pendidikan politik, dalam tipe-tpe budaya politik, proses sosialisai ini dilakukan secara langsung, sadar, dan terencana untuk menyampaikan dan menanamkan terhadap orang lain agar memiliki orientasi poltik tertentu dengan metode tertentu pula. Pendidikan poltik dapat dilakukan melalui pendidikan di sekolah, diskusi politik (langsung / di televisi), dan kegiatan-kegiatan partai politik di masyarakatnya. Fungsi lembaga politik di sini sangat penting.
- Peniruan perilaku (imitasi), proses sosialisasi atau imitasi ini biasa dilakukan dengan cara menokohkan seseorang yang terlibat dengan orientasi politik tertentu. Tokoh tersebut adalah individu yang dikenal masyarakat. Sehingga orang lain akan meniru tokoh tersebut dan orientasi politiknya. Atau seorang anak mendukung calon presiden tertentu karena ayah atau kakaknya mendukung calon presiden tersebut.
- Sosialisasi antisipatori, proses sosialisasi politik secara langsung dengan mempelajari dan meniru tokoh poiltik yang diidolakan. Otomatis hal ini juga akan mempengaruhi orientasi politik individu tersebut.
Semua tahapan dan proses sosialisasi dalam politik tersebut dapat dilaksanakan oleh berbagai agen poltik. Di antara agen poltik bisa keluarga, teman sekelompok / sebaya, partai politik, sekolah, media massa, dan pemerintah.
Demikian artikel tentang proses sosialisasi dalam politik yang diuraikan dengan singkat. Semoga dapat mudah dipahami dan bermanfaat bagi pembaca semua untuk mempelajari tentang politik dan ketatanegaraan.